Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua jenis kalimat yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, yaitu active voice (kalimat aktif) dan passive voice (kalimat pasif). Kedua jenis kalimat ini memiliki perbedaan dalam struktur dan penekanan subjek dan objek dalam suatu kalimat. Pemahaman yang baik mengenai active voice dan passive voice sangat penting, terutama dalam menulis dan berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian, perbedaan, serta contoh penggunaan active voice dan passive voice.
Active voice atau kalimat aktif adalah jenis kalimat yang subjeknya melakukan tindakan atau aksi terhadap objek. Dalam kalimat aktif, subjek menjadi pelaku utama yang melakukan tindakan terhadap objek. Contohnya, “Ani membeli buku di toko”. Dalam kalimat ini, Ani sebagai subjek melakukan tindakan membeli terhadap objek buku. Kalimat aktif ini memberikan penekanan pada pelaku atau subjek dalam suatu kalimat.
Sementara itu, passive voice atau kalimat pasif adalah jenis kalimat yang objeknya menjadi pusat perhatian atau menerima tindakan dari subjek. Dalam kalimat pasif, objek menjadi fokus utama yang menerima tindakan dari subjek. Contohnya, “Buku dibeli oleh Ani di toko”. Dalam kalimat ini, buku sebagai objek menjadi pusat perhatian dan menerima tindakan dibeli dari subjek Ani. Kalimat pasif ini memberikan penekanan pada objek atau hal yang dikenai tindakan.
Perbedaan mendasar antara active voice dan passive voice terletak pada penekanan subjek dan objek dalam suatu kalimat. Pada kalimat aktif, subjek menjadi penekanan utama, sedangkan pada kalimat pasif, objek menjadi penekanan utama. Selain itu, perbedaan lainnya terletak pada struktur kalimat. Pada kalimat aktif, struktur umumnya adalah subjek + predikat + objek, sedangkan pada kalimat pasif, struktur umumnya adalah objek + predikat + oleh + subjek.
Penggunaan active voice dan passive voice memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Active voice umumnya digunakan dalam tulisan ilmiah, berita, atau teks yang ingin memberikan penekanan pada subjek atau pelaku tindakan. Active voice juga lebih mudah dipahami dan lebih langsung dalam menyampaikan informasi. Sementara itu, passive voice umumnya digunakan dalam tulisan ilmiah, laporan, atau teks yang ingin memberikan penekanan pada objek atau hal yang dikenai tindakan. Penggunaan passive voice juga dapat digunakan untuk menghindari penunjukan subjek yang tidak diketahui atau tidak penting.
Namun, penggunaan passive voice juga memiliki kelemahan, yaitu dapat membuat kalimat terasa kurang jelas dan membingungkan pembaca. Oleh karena itu, dalam penulisan yang lebih formal, sebaiknya menggunakan active voice untuk memastikan kalimat yang ditulis lebih jelas dan mudah dipahami.
Dalam penulisan dan percakapan sehari-hari, pemahaman yang baik mengenai active voice dan passive voice sangat penting. Dengan memahami perbedaan serta contoh penggunaan active voice dan passive voice, kita dapat mengungkapkan ide atau informasi dengan lebih tepat dan jelas. Dalam penulisan, perhatikan konteks dan tujuan penulisan untuk memilih jenis kalimat yang tepat. Dalam berbicara, gunakanlah kalimat aktif untuk menyampaikan informasi secara langsung dan jelas.
Dalam artikel ini, telah dijelaskan mengenai pengertian, perbedaan, serta contoh penggunaan active voice dan passive voice. Pemahaman yang baik mengenai kedua jenis kalimat ini akan membantu dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, dengan menggunakan active voice atau passive voice yang tepat, kita dapat menyampaikan informasi dengan lebih efektif dan efisien.
Pengertian Active Voice Dan Passive Voice
Active Voice
Active voice atau kalimat aktif adalah salah satu jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang paling sering digunakan. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan atau bertindak sebagai pelaku dalam kalimat tersebut. Kalimat aktif biasanya terdiri dari subjek, predikat, dan objek. Contohnya adalah “Ani membeli buku di toko.” Pada kalimat tersebut, Ani adalah subjek yang melakukan tindakan membeli, buku adalah objek yang diperoleh atau dibeli oleh Ani, dan di toko adalah keterangan tempat.
Passive Voice
Passive voice atau kalimat pasif adalah kebalikan dari kalimat aktif. Dalam kalimat pasif, subjek menerima tindakan atau menjadi objek dalam kalimat tersebut. Kalimat pasif terdiri dari subjek yang menerima tindakan, kata kerja bantu “di” atau “oleh”, kata kerja utama dalam bentuk kata kerja bentuk ketiga (V3), dan pelaku tindakan (opsional). Contohnya adalah “Buku dibeli oleh Ani di toko.” Pada kalimat tersebut, buku adalah subjek yang menerima tindakan dibeli, Ani adalah pelaku tindakan yang disebutkan secara opsional, dan di toko adalah keterangan tempat.
Perbedaan Antara Active Voice Dan Passive Voice
Meskipun memiliki perbedaan dalam struktur dan penggunaan, baik kalimat aktif maupun kalimat pasif memiliki peran penting dalam komunikasi bahasa Indonesia. Berikut adalah beberapa perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif:
1. Subjek dan objek: Pada kalimat aktif, subjek melakukan tindakan dan objek menerima tindakan. Sedangkan pada kalimat pasif, subjek menerima tindakan dan objek menjadi pelaku tindakan yang disebutkan secara opsional.
2. Penekanan pada pelaku atau objek: Kalimat aktif lebih menekankan pada pelaku tindakan atau objek yang melakukan tindakan. Sedangkan kalimat pasif lebih menekankan pada objek yang menerima tindakan.
3. Keterangan tempat: Keterangan tempat pada kalimat aktif biasanya ditempatkan setelah kata kerja. Sedangkan pada kalimat pasif, keterangan tempat biasanya ditempatkan setelah kata kerja bantu “di” atau “oleh”.
4. Kekuatan kalimat: Kalimat aktif cenderung lebih kuat dan jelas dalam menyampaikan informasi karena subjek sebagai pelaku tindakan ditempatkan di awal kalimat. Sedangkan kalimat pasif cenderung digunakan untuk memberikan penekanan pada objek yang menerima tindakan.
5. Gaya penulisan: Penggunaan kalimat aktif atau kalimat pasif juga mempengaruhi gaya penulisan. Kalimat aktif lebih sering digunakan dalam penulisan ilmiah atau berita untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan langsung. Sedangkan kalimat pasif sering digunakan dalam penulisan karya sastra atau laporan untuk memberikan variasi dan penekanan pada objek yang menerima tindakan.
Contoh Penggunaan Active Voice Dan Passive Voice
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia:
1. Kalimat aktif:
– Ani memasak makanan di dapur.
– Saya menulis surat kepada teman.
– Mereka membaca buku di perpustakaan.
2. Kalimat pasif:
– Makanan dimasak oleh Ani di dapur.
– Surat ditulis oleh saya kepada teman.
– Buku dibaca oleh mereka di perpustakaan.
Dalam penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif, penting untuk memahami konteks dan tujuan komunikasi. Pemilihan antara kalimat aktif dan kalimat pasif akan mempengaruhi cara kita menyampaikan informasi dan pesan kepada pembaca atau pendengar.
FAQs: Pengertian Active Voice Dan Passive Voice
Apa itu Active Voice?
Active Voice adalah bentuk kalimat di mana subjek melakukan tindakan langsung terhadap objek. Dalam kalimat aktif, subjek berperan sebagai pelaku utama dalam kalimat tersebut.
Contoh:
– “Saya mencuci pakaian.” (I mencuci pakaian)
– “Ani memasak makanan.” (Ani memasak makanan)
Apa itu Passive Voice?
Passive Voice adalah bentuk kalimat di mana objek menerima tindakan dari subjek. Dalam kalimat pasif, objek menjadi fokus utama dan subjek menjadi penerima atau objek dari tindakan tersebut.
Contoh:
– “Pakaian dicuci oleh saya.” (Pakaian menjadi objek yang dicuci oleh saya)
– “Makanan dimasak oleh Ani.” (Makanan menjadi objek yang dimasak oleh Ani)
Apa perbedaan antara Active Voice dan Passive Voice?
Perbedaan utama antara Active Voice dan Passive Voice terletak pada peran subjek dan objek dalam kalimat. Pada Active Voice, subjek menjadi pelaku utama yang melakukan tindakan, sedangkan objek menerima tindakan. Sedangkan pada Passive Voice, objek menjadi fokus utama yang menerima tindakan, sedangkan subjek berperan sebagai penerima atau objek dari tindakan tersebut.
Contoh:
– Active Voice: “Saya mencuci pakaian.” (Saya sebagai subjek melakukan tindakan mencuci pada pakaian sebagai objek)
– Passive Voice: “Pakaian dicuci oleh saya.” (Pakaian sebagai objek menerima tindakan dicuci dari saya sebagai subjek)
Kapan sebaiknya menggunakan Active Voice?
Active Voice sebaiknya digunakan ketika penulis ingin menekankan pelaku atau subjek yang melakukan tindakan. Active Voice memberikan kesan lebih langsung, jelas, dan aktif dalam kalimat.
Contoh:
– “Saya menulis surat.” (Active Voice)
Kapan sebaiknya menggunakan Passive Voice?
Passive Voice sebaiknya digunakan ketika penulis ingin menekankan objek atau hasil dari tindakan yang dilakukan. Passive Voice memberikan kesan lebih netral atau tidak menekankan subjek yang melakukan tindakan.
Contoh:
– “Surat ditulis oleh saya.” (Passive Voice)
Bagaimana cara mengubah kalimat dari Active Voice menjadi Passive Voice?
Untuk mengubah kalimat dari Active Voice menjadi Passive Voice, langkah-langkah yang dapat diikuti adalah sebagai berikut:
1. Pindahkan objek pada kalimat aktif menjadi subjek pada kalimat pasif.
2. Tambahkan kata “oleh” sebelum subjek pada kalimat pasif.
3. Ubah kata kerja pada kalimat aktif menjadi bentuk pasif dengan menambahkan kata kerja bantu “di” atau “ter” sebelum kata kerja utama.
Contoh:
– Active Voice: “Saya membeli buku itu.”
– Passive Voice: “Buku itu dibeli oleh saya.”