Bakhil, seringkali disebut dengan kata kias bakhilah, merupakan sebuah konsep yang sangat penting dalam ajaran agama Islam. Istilah ini sering kali diartikan sebagai kedermawanan yang berlebihan atau lebih umumnya, sikap kikir atau pelit. Namun, sebenarnya pengertian bakhil lebih kompleks daripada sekadar sifat pelit. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian bakhil beserta pandangan dalam agama Islam dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Apa itu Bakhil?
Bakhil secara harfiah diartikan sebagai sifat kikir atau kedermawanan yang berlebihan. Namun, dalam konteks agama Islam, konsep bakhil lebih dari sekadar sifat pelit. Bakhil juga melibatkan sikap egois yang berlebihan dalam berbagi rezeki, rasa takut kekurangan, dan ketidaksediaan untuk memberikan kepada orang lain.
Konsep bakhil juga sering kali dikaitkan dengan sifat serakah, karena bakhil cenderung mengumpulkan harta dan kekayaan untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan kebutuhan orang lain atau kewajibannya untuk bershodaqoh.
Pandangan Agama Islam Terhadap Bakhil
Agama Islam sangat menekankan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama dan menjauhi sifat bakhil. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebutkan tentang bahaya sifat bakhil dan keutamaan kedermawanan dalam berbagai surah. Misalnya, dalam Surah Al-Isra ayat 26-29, Allah SWT mengingatkan umat manusia agar tidak kikir dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam hadis-hadis Rasulullah SAW juga banyak menyebutkan tentang bahaya bakhil dan keutamaan berbagi rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menginginkan rezeki yang berlimpah dan umur yang panjang, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.”
Dampak Bakhil dalam Kehidupan Sehari-hari
Sifat bakhil dapat memberikan dampak negatif yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain:
- Kehilangan Kepercayaan: Orang yang bakhil cenderung kehilangan kepercayaan dari orang lain karena sikapnya yang pelit dan tidak mau berbagi.
- Kesepian: Sifat bakhil dapat membuat seseorang merasa kesepian karena tidak mampu membangun hubungan yang baik dengan orang lain.
- Ketidakberkahan: Allah SWT tidak akan memberkahi harta dan rezeki seseorang yang bakhil. Sehingga, kehidupan seseorang dapat menjadi tidak sejahtera.
- Kehilangan Akhirat: Sifat bakhil akan menghalangi seseorang untuk mendapatkan keberkahan di akhirat karena ketiadaan amal kebaikan yang diperoleh dari berbagi rezeki.
Bagaimana Mengatasi Sifat Bakhil?
Sifat bakhil dapat diatasi dengan berbagai cara, antara lain:
- Berdoa kepada Allah SWT: Meminta petunjuk dan kekuatan kepada Allah SWT untuk dapat mengatasi sifat bakhil.
- Meningkatkan Kepedulian Terhadap Sesama: Memperbanyak berbuat baik kepada sesama, baik itu berbagi rezeki maupun membantu sesama dalam kesulitan.
- Menumbuhkan Sikap Syukur: Mensyukuri rezeki yang diberikan Allah SWT dan tidak terlalu obsesif dalam mengumpulkan harta dunia.
- Mengingat Kematian: Mengingat bahwa kematian adalah hal yang pasti dan tidak membawa harta kekayaan, sehingga lebih baik berbagi rezeki kepada sesama.
Dengan mengatasi sifat bakhil, seseorang akan dapat hidup lebih tenteram, lebih diberkahi Allah SWT, dan mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
Kesimpulan
Sifat bakhil merupakan hal yang perlu dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Dalam agama Islam, bakhil dianggap sebagai sifat yang buruk dan merugikan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mampu mengatasi sifat bakhil dengan cara meningkatkan kedermawanan, kepedulian terhadap sesama, dan sikap syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.