Penjelasan

Pengertian Istishab Dan Contohnya: Definisi dan Penjelasan Lengkap Menurut Ahli

Pada dasarnya, dalam hukum Islam terdapat berbagai metode dan prinsip yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam situasi-situasi yang tidak jelas atau ambigu. Salah satu metode yang sering digunakan adalah istishab. Istishab merupakan salah satu prinsip dalam hukum Islam yang digunakan untuk mempertahankan keberadaan dan keberlakuan suatu hukum atau ketetapan hukum, jika tidak ada bukti yang jelas atau pasti untuk mengubahnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian istishab dan beberapa contohnya yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian istishab adalah prinsip hukum Islam yang menyatakan bahwa sesuatu yang telah ada atau berlaku akan tetap ada atau berlaku, kecuali ada bukti yang jelas dan pasti yang menunjukkan sebaliknya. Dalam konteks ini, bukti yang dimaksud adalah bukti yang memadai dan meyakinkan, bukan sekadar dugaan atau asumsi semata. Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahwa keberadaan atau keberlakuan sesuatu adalah sesuatu yang wajar dan normal, kecuali ada alasan yang kuat untuk mengubahnya.

Salah satu contoh penggunaan istishab yang sering kita temui adalah dalam masalah waris. Dalam Islam, aturan tentang pembagian waris telah ditentukan secara jelas dalam Al-Quran dan hadis. Namun, terkadang dalam situasi-situasi tertentu, ada ketidakjelasan atau ketidakpastian mengenai pewarisan. Misalnya, jika seorang ayah meninggal dunia dan meninggalkan seorang istri dan tiga anak, tetapi salah satu anak tersebut hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Dalam hal ini, istishab diterapkan dengan mengasumsikan bahwa anak yang hilang tersebut masih hidup dan berhak atas bagian warisnya, kecuali ada bukti yang jelas dan pasti bahwa ia telah meninggal dunia atau telah mengundurkan diri dari hak warisnya.

Selain dalam masalah waris, istishab juga dapat diterapkan dalam masalah hukum lainnya, seperti dalam masalah perjanjian atau kontrak. Misalnya, jika dua belah pihak telah sepakat untuk melakukan suatu transaksi atau perjanjian tertentu, dan tidak ada bukti yang jelas dan pasti bahwa perjanjian tersebut telah dibatalkan atau diubah, maka istishab diterapkan dengan mengasumsikan bahwa perjanjian tersebut masih berlaku dan harus dipatuhi.

Baca Juga:  Pengertian Tembang

Selain itu, istishab juga dapat diterapkan dalam masalah ibadah atau ritual keagamaan. Misalnya, dalam masalah makanan halal dan haram, jika suatu makanan atau minuman tidak jelas status halal atau haramnya, maka istishab diterapkan dengan mengasumsikan bahwa makanan atau minuman tersebut halal, kecuali ada bukti yang jelas dan pasti bahwa ia haram.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, istishab juga dapat diterapkan dalam masalah-masalah sosial atau moral. Misalnya, jika seseorang telah dituduh melakukan suatu tindakan yang melanggar hukum atau etika, tetapi tidak ada bukti yang jelas dan pasti untuk mendukung tuduhan tersebut, maka istishab diterapkan dengan mengasumsikan bahwa orang tersebut tidak bersalah, kecuali ada bukti yang meyakinkan sebaliknya.

Dalam kesimpulan, istishab adalah prinsip hukum Islam yang digunakan untuk mempertahankan keberadaan atau keberlakuan suatu hukum atau ketetapan hukum, jika tidak ada bukti yang jelas dan pasti untuk mengubahnya. Prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai masalah hukum, seperti masalah waris, perjanjian, ibadah, serta masalah sosial atau moral. Dengan menggunakan istishab, kita dapat mempertahankan keadilan dan keberlakuan hukum dalam situasi-situasi yang tidak jelas atau ambigu.

Pengertian Istishab Dan Contohnya

Apa itu Istishab?

Istishab adalah salah satu prinsip hukum dalam fiqh Islam yang berarti mempertahankan status quo atau keadaan yang ada. Istishab digunakan ketika tidak ada bukti yang jelas tentang perubahan status quo suatu masalah hukum. Prinsip ini mengatakan bahwa suatu keadaan tetap sah dan berlaku sampai ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Contoh Penerapan Istishab

Contoh penerapan istishab dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam masalah ibadah. Misalnya, seseorang sudah berwudhu dan tiba-tiba merasa keraguan apakah wudhunya masih sah atau tidak. Dalam hal ini, prinsip istishab berlaku dan menyatakan bahwa wudhu tersebut masih sah sampai ada bukti yang menunjukkan sebaliknya, misalnya dengan adanya hadats kecil atau besar.

Baca Juga:  Pengertian Aqiqah Menurut Bahasa Dan Istilah: Definisi dan Penjelasan Lengkap Menurut Ahli

Selain dalam ibadah, istishab juga dapat diterapkan dalam masalah muamalah atau hukum perdata. Misalnya, seseorang telah membeli sebuah rumah dari seorang penjual. Setelah beberapa waktu, muncul keraguan apakah rumah tersebut masih miliknya atau sudah berpindah kepemilikan. Dalam hal ini, istishab berlaku dan menyatakan bahwa rumah tersebut masih menjadi milik pembeli sampai ada bukti yang menunjukkan sebaliknya, misalnya dengan adanya sertifikat baru yang menunjukkan perpindahan kepemilikan.

Keuntungan Menggunakan Istishab

Penerapan istishab dalam hukum Islam memiliki beberapa keuntungan. Pertama, istishab dapat menghindari kebingungan dan keraguan dalam mengambil keputusan hukum. Dengan mengikuti prinsip istishab, seseorang tidak perlu terus-menerus mencari bukti baru untuk mengubah status quo suatu masalah hukum.

Kedua, istishab dapat memberikan kepastian hukum. Dalam hukum Islam, kepastian hukum sangat penting untuk menjaga keadilan dan keamanan dalam masyarakat. Dengan menerapkan istishab, suatu keadaan tetap sah sampai ada bukti yang menunjukkan sebaliknya, sehingga memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.

Ketiga, istishab dapat menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan hukum. Dalam hukum Islam, kesalahan dalam mengambil keputusan hukum dapat berdampak buruk bagi individu maupun masyarakat. Dengan menerapkan istishab, seseorang tidak perlu khawatir melakukan kesalahan karena mengikuti prinsip yang sudah ada.

Kesimpulan

Istishab adalah prinsip hukum dalam fiqh Islam yang mempertahankan status quo suatu masalah hukum sampai ada bukti yang menunjukkan sebaliknya. Prinsip ini dapat diterapkan dalam ibadah maupun muamalah. Penerapan istishab memiliki beberapa keuntungan, antara lain menghindari kebingungan dan keraguan, memberikan kepastian hukum, serta menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan hukum. Dengan memahami pengertian istishab dan contohnya, kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga keadilan dan keamanan.

Baca Juga:  Pengertian Aliran Jabariyah: Definisi dan Penjelasan Lengkap Menurut Ahli

FAQs: Pengertian Istishab Dan Contohnya

Apa pengertian istishab?

Istishab adalah sebuah prinsip hukum dalam fiqh Islam yang mengacu pada keberlanjutan atau kelanjutan suatu hukum atau status quo sampai ada bukti yang jelas yang menunjukkan perubahan atau pembatalan hukum tersebut.

Apa tujuan dari istishab?

Tujuan dari istishab adalah untuk mempertahankan status quo dan mencegah perubahan hukum secara sembarangan atau tanpa alasan yang jelas. Istishab memberikan kepastian hukum dan menghindari keraguan dalam masalah hukum.

Apa contoh penggunaan istishab dalam kehidupan sehari-hari?

Contoh penggunaan istishab dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam masalah keabsahan wudhu. Jika seseorang telah melakukan wudhu dan tidak ada faktor yang membatalkan wudhu tersebut, maka status wudhunya tetap sah sampai ada bukti yang jelas yang menunjukkan bahwa wudhu telah batal.

Contoh lainnya adalah dalam masalah kepemilikan. Jika seseorang telah memiliki suatu barang dan tidak ada bukti atau tanda-tanda yang menunjukkan bahwa barang tersebut telah berpindah kepemilikan, maka status kepemilikan barang tersebut tetap pada pemilik asal sampai ada bukti yang jelas yang menunjukkan perubahan kepemilikan.

Apa bedanya istishab dengan qiyas?

Istishab berbeda dengan qiyas dalam hal penggunaannya. Istishab digunakan ketika tidak ada bukti yang jelas yang menunjukkan perubahan atau pembatalan hukum, sementara qiyas digunakan untuk membuat analogi dengan hukum yang sudah ada untuk masalah yang belum ada ketentuan hukumnya.

Contohnya, jika ada larangan mengonsumsi minuman beralkohol dalam Islam, maka dengan menggunakan qiyas, dapat disimpulkan bahwa juga dilarang mengonsumsi minuman keras yang mengandung alkohol.

Jadi, istishab digunakan untuk mempertahankan status quo, sementara qiyas digunakan untuk mengisi kekosongan hukum.

Geograf

Geograf merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button