Penjelasan

Pengertian Kabinet Parlementer: Definisi dan Penjelasan Lengkap Menurut Ahli

Kabinet parlementer merupakan salah satu bentuk sistem pemerintahan yang banyak diterapkan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada di tangan kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri, yang dipilih oleh parlemen. Kabinet parlementer memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan pemerintahan negara dan mengambil keputusan-keputusan penting dalam kebijakan publik. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian kabinet parlementer, serta bagaimana sistem ini beroperasi dalam konteks politik Indonesia.

Pada dasarnya, kabinet parlementer adalah sebuah badan eksekutif yang terdiri dari sejumlah menteri yang bertanggung jawab atas bidang-bidang tertentu, seperti keuangan, pendidikan, pertahanan, dan lain sebagainya. Menteri-menteri ini dipilih oleh perdana menteri dari partai politik yang memiliki mayoritas kursi di parlemen. Dalam sistem kabinet parlementer, perdana menteri adalah pemimpin politik yang memiliki kekuasaan penuh dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari.

Pengambilan keputusan dalam kabinet parlementer didasarkan pada prinsip kolektivitas, di mana setiap keputusan diambil melalui musyawarah dan mufakat antara perdana menteri dan menteri-menteri. Keputusan yang dihasilkan merupakan keputusan kolektif dan dianggap sebagai keputusan pemerintah sebagai satu kesatuan. Dalam sistem ini, perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat dipertanggungjawabkan atas kebijakan yang diambil oleh kabinet.

Salah satu kelebihan kabinet parlementer adalah fleksibilitasnya dalam menghadapi perubahan politik. Jika terjadi perubahan mayoritas di parlemen, maka kabinet dapat dengan mudah dibentuk kembali dengan mempertimbangkan perubahan tersebut. Selain itu, kabinet parlementer juga dapat meminimalisir terjadinya konflik antara eksekutif dan legislatif, karena perdana menteri berasal dari partai politik yang memiliki dukungan mayoritas di parlemen.

Namun, kabinet parlementer juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan utamanya adalah kurangnya stabilitas pemerintahan. Kabinet dapat dengan mudah digulingkan jika kehilangan dukungan mayoritas di parlemen. Selain itu, terkadang terjadi perpecahan dalam partai politik yang mengakibatkan terbentuknya koalisi yang rapuh, yang pada akhirnya dapat menghambat proses pengambilan keputusan.

Di Indonesia, sistem kabinet parlementer pernah diterapkan pada masa awal kemerdekaan. Pada masa itu, kabinet dibentuk berdasarkan kebijakan parlemen dan perdana menteri dipilih oleh anggota parlemen. Namun, pada perkembangannya, sistem ini mengalami perubahan menjadi sistem presidensial, di mana presiden menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan sekaligus.

Baca Juga:  Pengertian Simmering: Definisi dan Penjelasan Lengkap Menurut Ahli

Meskipun demikian, pengaruh sistem kabinet parlementer masih terasa dalam sistem politik Indonesia saat ini. Beberapa partai politik masih mengadopsi prinsip kabinet parlementer dalam membentuk koalisi pemerintahan. Selain itu, dalam praktiknya, presiden juga membentuk kabinet yang terdiri dari menteri-menteri yang bertanggung jawab atas bidang-bidang tertentu.

Dalam kesimpulannya, kabinet parlementer merupakan sistem pemerintahan yang berbasis pada kekuasaan eksekutif yang dijalankan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri. Sistem ini memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri dalam menjalankan pemerintahan negara. Di Indonesia, sistem kabinet parlementer pernah diterapkan pada masa awal kemerdekaan dan masih memberikan pengaruh dalam sistem politik saat ini.

Pengertian Kabinet Parlementer

Kabinet parlementer adalah sistem pemerintahan di mana eksekutif atau pemerintahan dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem ini, kepala negara biasanya merupakan seorang raja atau ratu yang memiliki peran seremonial dan simbolis, sementara kepala pemerintahan sebenarnya adalah perdana menteri. Kabinet parlementer juga dikenal dengan sebutan sistem Westminster, mengacu pada sistem pemerintahan yang diterapkan di Inggris.

Sejarah Kabinet Parlementer

Sistem kabinet parlementer pertama kali muncul di Inggris pada abad ke-18. Pada saat itu, raja atau ratu masih memiliki kekuasaan yang kuat dan pemerintahan dijalankan oleh menteri-menteri yang ditunjuk oleh raja. Namun, seiring berjalannya waktu, kekuasaan raja semakin terbatas dan menteri-menteri tersebut semakin bergantung pada dukungan parlemen.

Perubahan besar dalam sistem kabinet parlementer terjadi pada abad ke-19 dengan adanya Reform Act 1832 di Inggris. Undang-undang ini memberikan hak suara kepada lebih banyak orang, sehingga parlemen menjadi lebih representatif. Dalam sistem kabinet parlementer, partai politik yang memperoleh mayoritas kursi di parlemen akan membentuk pemerintahan dan menunjuk perdana menteri.

Baca Juga:  Pentingnya Mengetahui Pengertian Tolak Peluru untuk Kesehatan dan Olahraga

Ciri-ciri Kabinet Parlementer

1. Kepala Pemerintahan: Dalam kabinet parlementer, kepala pemerintahan sebenarnya adalah perdana menteri. Perdana menteri dipilih oleh partai politik yang memperoleh mayoritas kursi di parlemen dan bertanggung jawab kepada parlemen.

2. Dukungan Parlemen: Kabinet parlementer bergantung pada dukungan parlemen. Jika partai politik yang membentuk pemerintahan kehilangan dukungan mayoritas di parlemen, maka pemerintahan tersebut dapat jatuh dan pemilihan umum baru harus diadakan.

3. Kekuasaan Eksekutif: Kabinet parlementer memiliki kekuasaan eksekutif yang luas. Menteri-menteri dalam kabinet bertanggung jawab atas berbagai bidang pemerintahan dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah disetujui oleh parlemen.

4. Fleksibilitas: Kabinet parlementer lebih fleksibel daripada sistem pemerintahan presidensial. Jika perdana menteri atau menteri-menteri tidak lagi memiliki dukungan mayoritas di parlemen, mereka dapat digantikan tanpa harus menunggu pemilihan umum baru.

5. Pertanggungjawaban: Kabinet parlementer bertanggung jawab kepada parlemen. Menteri-menteri harus mempertanggungjawabkan kebijakan-kebijakan pemerintahannya di hadapan parlemen dan dapat diinterpelasi oleh anggota parlemen.

Contoh Negara dengan Sistem Kabinet Parlementer

Beberapa negara yang menerapkan sistem kabinet parlementer antara lain:

1. Inggris: Sebagai negara asal sistem kabinet parlementer, Inggris memiliki monarki konstitusional dengan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.

2. Kanada: Kanada juga menerapkan sistem kabinet parlementer dengan monarki konstitusional. Perdana menteri Kanada adalah kepala pemerintahan yang dipilih oleh partai politik yang memperoleh mayoritas kursi di parlemen.

3. Jerman: Meskipun Jerman memiliki sistem federal, tetapi sistem pemerintahannya adalah kabinet parlementer. Kanselir Jerman adalah kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen.

4. Australia: Australia juga menerapkan sistem kabinet parlementer dengan monarki konstitusional. Perdana menteri Australia adalah kepala pemerintahan yang dipilih oleh partai politik yang memperoleh mayoritas kursi di parlemen.

Kesimpulan

Kabinet parlementer adalah sistem pemerintahan di mana eksekutif dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen. Sistem ini telah diterapkan di berbagai negara di dunia, termasuk Inggris, Kanada, Jerman, dan Australia. Dalam kabinet parlementer, perdana menteri memiliki peran sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh partai politik yang memperoleh mayoritas kursi di parlemen. Sistem ini memberikan fleksibilitas dan akuntabilitas yang tinggi dalam menjalankan pemerintahan.

Baca Juga:  Pengertian Tafsir Maudhu I

FAQs: Pengertian Kabinet Parlementer

Apa itu Kabinet Parlementer?

Kabinet Parlementer adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan eksekutif terletak pada kabinet yang dipilih oleh parlemen. Dalam sistem ini, kepala negara biasanya merupakan seorang kepala monarki atau presiden yang memiliki peran seremonial, sedangkan kepala pemerintahan adalah seorang perdana menteri yang dipilih oleh parlemen.

Apa perbedaan antara Kabinet Parlementer dan Kabinet Presidensial?

Perbedaan utama antara Kabinet Parlementer dan Kabinet Presidensial terletak pada pembagian kekuasaan antara kepala negara dan kepala pemerintahan. Dalam Kabinet Parlementer, kepala negara memiliki peran seremonial dan kepala pemerintahan dipilih oleh parlemen. Sedangkan dalam Kabinet Presidensial, kepala negara juga merupakan kepala pemerintahan yang dipilih langsung oleh rakyat.

Bagaimana proses pembentukan Kabinet Parlementer?

Proses pembentukan Kabinet Parlementer dimulai setelah pemilihan umum di mana partai politik yang memperoleh mayoritas suara di parlemen akan membentuk pemerintahan. Partai politik tersebut akan menunjuk seorang pemimpin partai sebagai perdana menteri. Perdana menteri kemudian akan membentuk kabinet dengan mengundang anggota partainya atau anggota partai-partai pendukung untuk menjadi menteri.

Apa fungsi utama Kabinet Parlementer?

Fungsi utama Kabinet Parlementer adalah mengelola pemerintahan dan menjalankan kebijakan negara. Kabinet ini bertanggung jawab dalam mengambil keputusan politik, merumuskan kebijakan publik, dan mengimplementasikannya. Kabinet Parlementer juga bertugas untuk mempertanggungjawabkan tindakan pemerintah kepada parlemen.

Apa kelebihan dan kelemahan dari Kabinet Parlementer?

Kelebihan Kabinet Parlementer adalah adanya keterkaitan langsung antara eksekutif dan legislatif, sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan. Kabinet Parlementer juga cenderung lebih stabil karena dapat menghindari konflik antara eksekutif dan legislatif. Namun, kelemahan Kabinet Parlementer adalah kekurangan stabilitas jangka panjang karena kabinet dapat jatuh jika kehilangan dukungan mayoritas di parlemen. Selain itu, partai-partai politik dalam kabinet sering kali memiliki kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dapat menghambat proses pengambilan keputusan.

Geograf

Geograf merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button