Pengertian Kalimat Pasif Dan Contohnya: Definisi dan Penjelasan Lengkap Menurut Ahli

Kalimat pasif merupakan salah satu bentuk kalimat dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Meskipun terkadang dianggap rumit, pemahaman tentang pengertian dan penggunaan kalimat pasif sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berbahasa kita. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang pengertian kalimat pasif beserta contohnya yang dapat membantu kita memahami konsep ini dengan lebih baik.

Sebelum masuk ke pembahasan lebih lanjut, kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kalimat pasif. Kalimat pasif adalah bentuk kalimat di mana subjek dari kalimat tersebut menerima tindakan dari kata kerja yang dilakukan oleh objek. Dalam kalimat pasif, fokus utama diletakkan pada objek yang menerima tindakan, bukan pada subjek yang melakukan tindakan. Dalam kalimat pasif, kata kerja yang digunakan biasanya diikuti oleh kata kerja bantu “di” atau “ter”.

Contoh penggunaan kalimat pasif dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, “Buku itu dibaca oleh saya” atau “Rumah ini telah ditinggalkan oleh pemiliknya”. Dalam kedua kalimat tersebut, objek (buku dan rumah) menerima tindakan (dibaca dan ditinggalkan) dari subjek (saya dan pemilik).

Penggunaan kalimat pasif dapat memberikan variasi dan kejelasan dalam komunikasi. Beberapa alasan mengapa kita menggunakan kalimat pasif antara lain:

1. Fokus pada objek yang menerima tindakan: Dalam beberapa konteks, kita ingin menekankan objek yang menerima tindakan daripada subjek yang melakukannya. Misalnya, dalam kalimat “Mobil itu dirusak oleh pencuri”, perhatian utama adalah mobil yang dirusak, bukan pencuri yang melakukannya.

2. Anonimitas: Dalam beberapa situasi, kita tidak ingin menyebutkan subjek yang melakukan tindakan. Misalnya, dalam kalimat “Kue itu dimakan”, kita tidak mengetahui siapa yang memakan kue tersebut.

3. Ketidaktahuan subjek: Dalam beberapa kasus, kita mungkin tidak mengetahui subjek yang melakukan tindakan. Misalnya, dalam kalimat “Buku ini telah dipinjam”, kita tidak tahu siapa yang meminjam buku tersebut.

Baca Juga:  Pengertian Banding

4. Kelembutan dalam bahasa: Dalam beberapa konteks, penggunaan kalimat pasif dapat memberikan kesan kelembutan atau kehalusan dalam bahasa. Misalnya, dalam kalimat “Kamu sangat dicintai oleh semua orang”, penggunaan kalimat pasif memberikan kesan bahwa semua orang mencintai kamu dengan penuh kasih sayang.

Dalam penggunaan kalimat pasif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif. Kedua, kata kerja dalam kalimat aktif berubah menjadi bentuk pasif dengan menambahkan kata kerja bantu “di” atau “ter”. Ketiga, subjek dalam kalimat aktif menjadi pelaku dalam kalimat pasif jika diperlukan.

Dalam kesimpulan, penggunaan kalimat pasif adalah salah satu aspek penting dalam bahasa Indonesia yang perlu dipahami dengan baik. Dalam kalimat pasif, objek menjadi fokus utama, sedangkan subjek menjadi pelaku tindakan. Penggunaan kalimat pasif dapat memberikan variasi dan kejelasan dalam komunikasi sehari-hari. Dengan memahami konsep kalimat pasif dan contohnya, kita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa kita dan mengkomunikasikan ide-ide dengan lebih efektif.

Pengertian Kalimat Pasif Dan Contohnya

Kalimat pasif merupakan salah satu jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam penulisan dan pembicaraan sehari-hari. Dalam kalimat pasif, subjek menerima tindakan dari pelaku atau agen yang tidak disebutkan secara eksplisit. Dalam kalimat pasif, fokus utama adalah pada objek atau penerima tindakan, bukan pada pelaku tindakan itu sendiri.

Ciri-ciri Kalimat Pasif

1. Subjek yang diterangkan oleh kata kerja.
Contoh: Buku itu dibaca oleh saya.

2. Kata kerja dalam bentuk pasif.
Contoh: Ibu sedang dimasak oleh anaknya.

3. Kata kerja diikuti oleh kata “oleh”.
Contoh: Rumah itu dihancurkan oleh gempa bumi.

4. Objek menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Contoh: Anjing itu dibelai oleh anak kecil.

Baca Juga:  Pengertian Tentang Orang Tua Yaitu

Manfaat Kalimat Pasif

Penggunaan kalimat pasif memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Menekankan objek atau penerima tindakan.
Dalam kalimat pasif, objek menjadi fokus utama sehingga dapat menekankan pentingnya objek tersebut.

2. Menghindari penunjukan pelaku tindakan.
Dalam beberapa situasi, penunjukan pelaku tindakan tidak diinginkan atau tidak perlu. Kalimat pasif dapat digunakan untuk menghindari penunjukan pelaku tindakan.

3. Membuat kalimat lebih sopan.
Dalam beberapa konteks, penggunaan kalimat pasif dapat membuat kalimat terdengar lebih sopan dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

Contoh Kalimat Pasif

1. Buku itu dibaca oleh saya.
2. Makanan sudah dimasak oleh ibu.
3. Surat itu ditulis oleh teman saya.
4. Rumah itu dihancurkan oleh gempa bumi.
5. Anjing itu dibelai oleh anak kecil.
6. Pintu sudah dikunci oleh pemilik rumah.
7. Mobil itu diperbaiki oleh montir.
8. Kue itu dimakan oleh semua orang.
9. Lagu itu dinyanyikan oleh penyanyi terkenal.
10. Tas itu dibeli oleh ibu saya.

Dalam penggunaan kalimat pasif, perlu diperhatikan bahwa tidak semua kalimat dapat diubah menjadi kalimat pasif. Terdapat beberapa aturan dan struktur yang perlu dipahami agar kalimat pasif dapat digunakan dengan tepat. Selain itu, dalam penulisan kalimat pasif, penggunaan kata “oleh” juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa.

Dalam penulisan dan pembicaraan sehari-hari, penggunaan kalimat pasif sangat umum digunakan. Dengan memahami pengertian dan contoh kalimat pasif, kita dapat menggunakan kalimat pasif dengan tepat dan efektif dalam berkomunikasi.

FAQs: Pengertian Kalimat Pasif Dan Contohnya

Apa itu kalimat pasif?

Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana subjek dari kalimat tersebut menerima tindakan yang dilakukan oleh pelaku tindakan. Dalam kalimat pasif, fokus diberikan pada objek yang menerima tindakan, bukan pada pelaku tindakan itu sendiri.

Baca Juga:  Pengertian Stolon

Contoh kalimat pasif:
– Buku itu dibaca oleh saya.
– Surat itu telah dikirim oleh kurir.
– Rumah kami akan direnovasi oleh kontraktor.

Apa perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif?

Perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif terletak pada penekanan subjek dan objek dalam kalimat. Pada kalimat aktif, subjek melakukan tindakan terhadap objek, sedangkan pada kalimat pasif, objek menerima tindakan dari subjek.

Contoh kalimat aktif:
– Saya membaca buku itu.
– Kurir mengirim surat itu.
– Kontraktor akan merenovasi rumah kami.

Contoh kalimat pasif:
– Buku itu dibaca oleh saya.
– Surat itu telah dikirim oleh kurir.
– Rumah kami akan direnovasi oleh kontraktor.

Bagaimana cara membentuk kalimat pasif?

Untuk membentuk kalimat pasif, Anda perlu mengubah kata kerja aktif menjadi bentuk pasif dengan menambahkan kata kerja bantu “dibantu” atau “di-” di depan kata kerja, serta mengubah subjek menjadi objek yang diberi penekanan.

Contoh:
– Kalimat aktif: Saya mencuci mobil.
Kalimat pasif: Mobil dicuci oleh saya.

– Kalimat aktif: Mereka memasang lampu.
Kalimat pasif: Lampu dipasang oleh mereka.

– Kalimat aktif: Ayah membeli kue.
Kalimat pasif: Kue dibeli oleh ayah.

Kapan sebaiknya menggunakan kalimat pasif?

Kalimat pasif sebaiknya digunakan ketika objek dari tindakan lebih penting daripada pelaku tindakan. Kalimat pasif juga digunakan untuk menyampaikan informasi secara umum tanpa menekankan pelaku tindakan.

Contoh penggunaan kalimat pasif:
– Buku itu telah terjual sebanyak 1000 kopi.
– Surat undangan telah dikirim ke semua tamu.
– Laporan telah disetujui oleh manajer.

Dengan menggunakan kalimat pasif, fokus diberikan pada objek yang menerima tindakan (jumlah penjualan buku, pengiriman surat undangan, persetujuan laporan), bukan pada pelaku tindakan itu sendiri.

Geograf

Geograf merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button