Pengertian Kontrol Sosial

Kontrol sosial merujuk pada berbagai upaya yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau lembaga untuk membatasi perilaku anggota masyarakat agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Kontrol sosial bertujuan untuk menjaga ketertiban sosial, mencegah terjadinya pelanggaran norma, dan mempertahankan keseimbangan dalam masyarakat.

Macam-Macam Kontrol Sosial

Kontrol sosial dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kontrol sosial formal dan kontrol sosial informal.

Kontrol Sosial Formal

Kontrol sosial formal merujuk pada aturan-aturan yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga resmi dalam masyarakat, seperti hukum, peraturan, dan norma-norma yang bersifat tertulis. Kontrol sosial formal umumnya ditegakkan melalui mekanisme penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat kepolisian, pengadilan, atau lembaga penegak hukum lainnya.

Contoh dari kontrol sosial formal adalah larangan merokok di tempat umum, larangan membunuh, dan larangan mencuri. Pelanggaran terhadap kontrol sosial formal dapat mengakibatkan sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh lembaga penegak hukum, seperti denda, penjara, atau hukuman lainnya.

Kontrol Sosial Informal

Sementara itu, kontrol sosial informal merujuk pada mekanisme-mekanisme kontrol yang bersifat tidak resmi, seperti tekanan sosial, norma-norma budaya, dan sanksi-sanksi sosial yang diterapkan oleh masyarakat terhadap anggotanya yang melanggar norma-norma yang berlaku.

Contoh dari kontrol sosial informal adalah gosip, celaan, pengucilan, atau hukuman-hukuman sosial lainnya yang diberikan oleh masyarakat terhadap individu yang dianggap melanggar norma-norma sosial. Kontrol sosial informal seringkali lebih efektif daripada kontrol sosial formal dalam mencegah terjadinya pelanggaran norma karena melibatkan interaksi sosial langsung antara individu-individu dalam masyarakat.

Fungsi Kontrol Sosial

Kontrol sosial memiliki beberapa fungsi penting dalam masyarakat, antara lain:

  1. Menjaga ketertiban sosial: Kontrol sosial membantu menjaga ketertiban dan stabilitas dalam masyarakat dengan membatasi perilaku yang dapat mengganggu keseimbangan sosial.
  2. Mempertahankan norma-norma sosial: Kontrol sosial membantu mempertahankan norma-norma dan nilai-nilai yang diakui dalam masyarakat agar tetap berlaku dan dihormati oleh anggotanya.
  3. Mencegah terjadinya konflik: Dengan membatasi perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial, kontrol sosial dapat membantu mencegah terjadinya konflik antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.
  4. Menegakkan keadilan: Kontrol sosial membantu menegakkan keadilan dan merespons pelanggaran-pelanggaran hukum atau norma-norma sosial dengan memberikan sanksi yang sesuai kepada pelanggar.

Contoh Kontrol Sosial dalam Kehidupan Sehari-Hari

Kontrol sosial dapat ditemui dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup kecil seperti keluarga atau lingkungan sekitar, maupun dalam lingkup yang lebih luas seperti dalam masyarakat atau negara. Berikut adalah beberapa contoh kontrol sosial dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Keluarga: Dalam keluarga, kontrol sosial dilakukan melalui pengajaran nilai-nilai, norma-norma, dan aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga. Misalnya, larangan berbohong, menghormati orang tua, atau kewajiban untuk membantu anggota keluarga lainnya.
  2. Sekolah: Di lingkungan sekolah, kontrol sosial dilakukan melalui peraturan-peraturan sekolah, disiplin, dan penegakan aturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Contoh kontrol sosial dalam sekolah adalah larangan merokok, aturan berpakaian, atau sanksi terhadap siswa yang melanggar aturan sekolah.
  3. Masyarakat: Dalam masyarakat, kontrol sosial dilakukan melalui norma-norma sosial, adat istiadat, dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya, norma-norma tentang bersikap sopan, menjaga lingkungan, atau larangan melakukan tindakan kriminal.
  4. Negara: Di tingkat negara, kontrol sosial dilakukan melalui sistem hukum, kepolisian, dan lembaga penegak hukum lainnya. Negara bertanggung jawab untuk menegakkan hukum dan memberikan sanksi terhadap individu yang melanggar aturan yang ditetapkan dalam negara tersebut.

Perbedaan Kontrol Sosial dengan Kontrol Individu

Meskipun seringkali digunakan secara bergantian, kontrol sosial dan kontrol individu memiliki perbedaan yang mendasar. Berikut adalah perbedaan antara kontrol sosial dan kontrol individu:

  1. Skala: Kontrol sosial melibatkan berbagai pihak di masyarakat, seperti keluarga, sekolah, dan lembaga-lembaga resmi, sedangkan kontrol individu adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengendalikan perilaku dan emosi mereka sendiri.
  2. Norma yang ditegakkan: Kontrol sosial bertujuan untuk menegakkan norma-norma sosial yang diakui dalam masyarakat, sedangkan kontrol individu lebih fokus pada usaha individu untuk mematuhi norma-norma internal yang mereka anut.
  3. Mekanisme penegakan: Kontrol sosial menggunakan berbagai macam mekanisme penegakan, seperti sanksi sosial, hukuman, atau tekanan sosial, sedangkan kontrol individu biasanya melibatkan introspeksi diri, pengendalian diri, dan motivasi internal dari individu itu sendiri.

Kesimpulan

Dengan demikian, kontrol sosial merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk menjaga ketertiban, mempertahankan norma-norma sosial, dan mencegah terjadinya konflik dalam masyarakat. Kontrol sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik formal maupun informal, dan memainkan peran yang krusial dalam menjaga stabilitas dan keadilan dalam suatu masyarakat.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang konteks dan fungsi kontrol sosial, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya mematuhi norma-norma sosial yang berlaku dan berperan aktif dalam menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.

Baca Juga:  Pengertian Bahasa Jurnal

Langgeng

Geograf.id merupakan situs berita dan informasi terbaru saat ini. Kami menyajikan berita dan informasi teknologi yang paling update.
Back to top button