Sekaten adalah salah satu perayaan tradisional yang sangat populer di Yogyakarta. Perayaan ini merupakan bagian dari budaya Jawa yang telah berlangsung sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Sekaten sendiri berasal dari kata “sekat” yang berarti “memisahkan” dan “ten” yang berarti “malam”. Perayaan Sekaten biasanya dilakukan selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 5 hingga 12 bulan Mulud dalam penanggalan Jawa. Perayaan ini diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang diberikan kepada masyarakat.
Sekaten di Yogyakarta memiliki ciri khas yang unik dan berbeda dengan perayaan serupa di daerah lain. Salah satu hal yang menjadi daya tarik utama Sekaten adalah pasar malam yang diadakan di sekitar Alun-alun Utara Yogyakarta. Pasar malam ini menjual berbagai macam barang, mulai dari mainan tradisional, makanan khas, pakaian, hingga pernak-pernik unik yang hanya bisa ditemui saat perayaan Sekaten. Selain itu, terdapat juga wahana permainan seperti bianglala, kereta mini, dan sepeda ontel yang menjadi favorit anak-anak.
Selain pasar malam, perayaan Sekaten juga dimeriahkan dengan berbagai macam acara tradisional yang diadakan di Keraton Yogyakarta. Salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu adalah kirab obor yang dilakukan pada malam pertama perayaan Sekaten. Kirab obor ini merupakan prosesi mengarak obor yang dinyalakan dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman. Rombongan kirab terdiri dari abdi dalem Keraton, prajurit Keraton, hingga masyarakat umum yang ingin ikut serta dalam perayaan ini. Kirab obor dianggap sebagai simbol cahaya yang membawa keberkahan dan keberuntungan bagi masyarakat.
Selain kirab obor, terdapat juga acara penting lainnya dalam perayaan Sekaten, yaitu Grebeg Maulud. Grebeg Maulud adalah prosesi mengarak tumpeng yang dilakukan pada malam terakhir perayaan Sekaten. Tumpeng yang diarak ini terbuat dari nasi kuning yang dihiasi dengan berbagai macam lauk pauk, buah-buahan, dan kue-kue tradisional. Acara Grebeg Maulud dihadiri oleh Sultan dan ratusan abdi dalem Keraton yang mengenakan pakaian adat Jawa lengkap. Tumpeng yang diarak kemudian dibagikan kepada masyarakat yang hadir sebagai simbol keberkahan dan kesuburan.
Selain kegiatan di Keraton, perayaan Sekaten juga diisi dengan berbagai macam kegiatan keagamaan. Salah satu kegiatan yang paling terkenal adalah dzikir bersama yang dilakukan di Masjid Gedhe Kauman. Dzikir bersama ini dihadiri oleh ribuan orang yang ingin mendapatkan berkah dan keberkahan dalam perayaan Sekaten. Selain itu, terdapat juga pentas seni seperti wayang kulit, tari-tarian tradisional, dan musik gamelan yang mengiringi seluruh acara perayaan.
Perayaan Sekaten tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar masyarakat. Dalam perayaan ini, semua lapisan masyarakat dapat bergabung tanpa memandang status sosial atau ekonomi. Hal ini membuat perayaan Sekaten menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
Demikianlah sekilas tentang perayaan Sekaten yang merupakan bagian dari budaya Jawa yang kaya akan nilai-nilai tradisional. Perayaan ini tidak hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh rasa kebersamaan antar masyarakat. Melalui perayaan Sekaten, kita dapat lebih mengenal dan mengapresiasi warisan budaya yang ada di Indonesia.
Pengertian Sekaten
Sejarah Sekaten
Sekaten adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini dilakukan setiap tahun di Yogyakarta dan Surakarta, dua kota yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan Jawa. Sekaten sendiri berasal dari kata “sakat” yang berarti tujuh hari dalam bahasa Jawa. Tradisi ini berlangsung selama tujuh hari berturut-turut dan biasanya dimulai pada bulan Rabiul Awal.
Upacara Sekaten
Upacara Sekaten diawali dengan pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Yogyakarta atau Keraton Surakarta. Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi kirab atau parade yang diikuti oleh rakyat jelata. Dalam kirab ini, akan ada replika-replika dari Keraton Yogyakarta atau Surakarta yang dibawa oleh para abdi dalem atau pengawal keraton. Replika-replika ini melambangkan kebesaran dan keagungan kerajaan.
Pasar Sekaten
Selain upacara dan kirab, Sekaten juga dikenal dengan adanya pasar malam yang menjual berbagai macam barang dan makanan tradisional. Pasar Sekaten biasanya berlangsung di alun-alun kota dan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Di pasar ini, pengunjung dapat menemukan berbagai macam pernak-pernik seperti mainan tradisional, pakaian adat, dan makanan khas Jawa.
Makna Sekaten
Sekaten memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Jawa. Selain sebagai peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Sekaten juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara keraton dengan rakyat jelata. Tradisi ini juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal Jawa. Melalui Sekaten, generasi muda diajak untuk mengenal dan mencintai budaya leluhur mereka.
Pentingnya Melestarikan Sekaten
Melestarikan tradisi Sekaten sangat penting untuk menjaga keberlanjutan budaya Jawa. Dengan mengikuti dan memahami makna dari Sekaten, generasi muda akan lebih menghargai dan mencintai warisan budaya nenek moyang mereka. Selain itu, Sekaten juga menjadi daya tarik wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dengan demikian, melestarikan Sekaten bukan hanya penting untuk menjaga identitas budaya, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi.
Kesimpulan
Sekaten adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini melibatkan berbagai upacara dan kegiatan seperti pembacaan maulid, kirab, dan pasar malam. Selain sebagai peringatan agama, Sekaten juga memiliki makna yang dalam dalam menjaga hubungan antara keraton dengan rakyat jelata. Melestarikan Sekaten sangat penting untuk menjaga keberlanjutan budaya Jawa dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
FAQs: Pengertian Sekaten
Apa itu Sekaten?
Sekaten adalah sebuah festival tahunan yang diadakan di Yogyakarta, Indonesia. Festival ini biasanya berlangsung selama seminggu dan dirayakan sebagai perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Kapan Sekaten diadakan?
Sekaten diadakan setiap tahun pada bulan Mulud dalam penanggalan Jawa. Festival ini dimulai pada hari Senin Legi dan berakhir pada hari Jumat Pahing.
Apa saja kegiatan yang dilakukan selama Sekaten?
Selama festival Sekaten, terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta. Beberapa kegiatan yang umum dilakukan antara lain prosesi kirab pusaka, pentas seni tradisional, pasar malam, dan pesta rakyat.
Apa makna dari festival Sekaten?
Festival Sekaten memiliki makna religius dan budaya. Secara religius, festival ini dirayakan sebagai peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan secara budaya, Sekaten menjadi ajang untuk memperkenalkan dan melestarikan seni dan budaya tradisional Jawa.
Bagaimana cara merayakan Sekaten?
Masyarakat Yogyakarta merayakan Sekaten dengan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan festival. Mereka menghadiri prosesi kirab pusaka, menonton pentas seni tradisional, berbelanja di pasar malam, dan bergabung dalam pesta rakyat. Selain itu, masyarakat juga melakukan ziarah ke makam para Sultan Yogyakarta.
Apa saja makanan khas yang dapat ditemukan selama Sekaten?
Selama Sekaten, terdapat berbagai makanan khas yang dapat ditemukan di pasar malam. Beberapa makanan khas yang populer antara lain nasi kucing, gudeg, bakpia, wedang ronde, dan sega jamblang.
Apakah Sekaten hanya dirayakan di Yogyakarta?
Meskipun Sekaten memiliki akar budaya yang kuat di Yogyakarta, festival ini juga dirayakan di daerah-daerah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, perayaan di Yogyakarta dianggap sebagai yang paling megah dan meriah.