Pendahuluan
Syiah merupakan salah satu dari dua cabang besar dalam agama Islam, selain Sunni. Syiah memiliki sejarah, ajaran, dan praktik-praktik yang berbeda dengan Sunni, meskipun keduanya mempercayai Tuhan yang sama. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai pengertian Syiah, sejarahnya, ajarannya, serta perbedaannya dengan Sunni.
Sejarah Syiah
Sejarah Syiah bermula dari perbedaan pandangan mengenai siapa yang seharusnya menjadi pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pihak Syiah meyakini bahwa kepemimpinan harus diwariskan kepada Ali, sepupu dan menantu Nabi Muhammad, serta keturunannya. Namun, pihak Sunni menganggap bahwa pemimpin harus dipilih berdasarkan kualitas kepemimpinan dan kesepakatan umat.
Perpecahan antara Syiah dan Sunni semakin terbuka saat Ali menjadi khalifah keempat setelah tiga khalifah sebelumnya wafat. Hal ini menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam, yang pada akhirnya berkembang menjadi dua cabang besar, yaitu Sunni dan Syiah.
Sejarah Syiah juga mencatat bahwa Ali dan keturunannya sering mengalami tragedi dan penindasan dari penguasa saat itu. Hal ini memperkuat rasa solidaritas dan kepercayaan bahwa hanya keturunan Ali yang memiliki hak mutlak dalam kepemimpinan umat Islam.
Ajaran Syiah
- Imamah: Salah satu ajaran utama dalam Syiah adalah konsep Imamah, yaitu keimaman yang dipegang oleh keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah, putri Nabi Muhammad. Mereka diyakini sebagai pemimpin spiritual dan politik yang terpilih oleh Tuhan.
- Wilayah: Wilayah dalam ajaran Syiah mengacu pada kedaulatan politik dan agama yang harus dipegang oleh seorang Imam. Wilayah ini menjadi pusat kekuasaan politik dan pusat agama yang tak terpisahkan.
- Penafsiran Al-Quran: Syiah memiliki penafsiran Al-Quran yang berbeda dengan Sunni, terutama dalam hal pewarisan kepemimpinan dan teks-teks spesifik yang merujuk kepada Ali dan keturunannya. Mereka percaya bahwa Al-Quran harus ditafsirkan oleh para Imam yang terpilih.
Perbedaan antara Syiah dan Sunni
- Kepemimpinan: Perbedaan mendasar antara Syiah dan Sunni terletak pada konsep kepemimpinan. Syiah meyakini bahwa kepemimpinan harus dipegang oleh keturunan Ali, sementara Sunni memilih pemimpin berdasarkan kesepakatan umat.
- Imamah: Syiah meyakini konsep Imamah, yaitu pemimpin spiritual dan politik yang dipilih oleh Tuhan, sedangkan Sunni tidak memiliki konsep serupa.
- Imam ke-12: Syiah meyakini bahwa Imam ke-12 yang bernama Imam Mahdi masih hidup dan akan kembali untuk menyelamatkan umat Islam, sedangkan Sunni tidak memiliki keyakinan serupa.
- Kultus Kuburan: Syiah memiliki praktik ziarah ke makam para Imam dan meminta pertolongan kepada mereka, praktik ini dianggap sebagai kultus kuburan oleh Sunni.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas mengenai pengertian Syiah, sejarah, ajaran, serta perbedaannya dengan Sunni. Syiah merupakan salah satu cabang besar dalam agama Islam yang memiliki sejarah dan ajaran yang berbeda dengan Sunni. Perbedaan mendasar terletak pada konsep kepemimpinan, Imamah, serta praktik praktik keagamaan. Meskipun demikian, Syiah dan Sunni keduanya tetap mempercayai satu Tuhan dan sama-sama mengakui Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir Allah.