Tafsir Bil Ma’tsur adalah salah satu metode penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara merujuk kepada penjelasan dari para sahabat Nabi Muhammad SAW, tabi’in, dan ulama-ulama terdahulu. Metode penafsiran ini dikenal sebagai tafsir berdasarkan riwayat atau hadis yang diriwayatkan secara mutawatir. Dengan demikian, Tafsir Bil Ma’tsur dianggap sebagai metode penafsiran yang paling otentik dan dapat diandalkan dalam memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an.
Karakteristik Tafsir Bil Ma’tsur
Ada beberapa karakteristik utama dari Tafsir Bil Ma’tsur yang membedakannya dengan metode penafsiran lainnya, antara lain:
- Merujuk kepada Hadis: Metode ini mengutamakan penjelasan Al-Qur’an berdasarkan hadis yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Hadis-hadis ini dijadikan pegangan dalam memaknai ayat-ayat Al-Qur’an.
- Orientasi kepada Konteks Sejarah: Tafsir ini memperhatikan konteks sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah dan para sahabatnya. Hal ini membantu dalam memahami makna serta tujuan dari ayat-ayat Al-Qur’an.
- Pentingnya Sanad Riwayat: Tafsir ini memperhatikan sanad riwayat hadis untuk memastikan keabsahan dan keaslian informasi yang disampaikan. Dengan demikian, penafsiran yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan.
Kelebihan Tafsir Bil Ma’tsur
Tafsir Bil Ma’tsur memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya metode penafsiran yang sangat dihargai dalam tradisi Islam, antara lain:
- Otentik dan Terpercaya: Karena merujuk kepada hadis-hadis yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, tafsir ini dianggap sebagai penafsiran yang otentik dan terpercaya.
- Perspektif Historis: Dengan memperhatikan konteks sejarah, Tafsir Bil Ma’tsur mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap tujuan dan makna ayat-ayat Al-Qur’an.
- Legalitas Syar’i: Penjelasan yang didapat dari tafsir ini dapat digunakan sebagai landasan hukum syariah dalam menjalankan ajaran Islam.
Proses Penafsiran Tafsir Bil Ma’tsur
Proses penafsiran tafsir ini melibatkan beberapa tahapan yang perlu dilalui untuk memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:
- Studi Hadis: Tahapan pertama adalah mempelajari hadis-hadis yang berkaitan dengan ayat Al-Qur’an yang akan ditafsirkan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
- Konteks Sejarah: Selanjutnya, penafsir akan menelusuri konteks sejarah dan peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah dan para sahabatnya. Hal ini membantu dalam menafsirkan makna ayat-ayat Al-Qur’an.
- Validasi Sanad Riwayat: Penafsir juga perlu memvalidasi sanad riwayat hadis yang digunakan sebagai referensi agar keabsahan informasi dapat dipastikan.
Contoh Tafsir Bil Ma’tsur Terkenal
Beberapa contoh tafsir Bil Ma’tsur yang terkenal dan sering digunakan oleh umat Islam diantaranya adalah:
- Tafsir Ibnu Katsir: Merupakan tafsir yang sangat terkenal dan dianggap sebagai salah satu tafsir terbaik yang merujuk kepada hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
- Tafsir Al-Jalalain: Tafsir ini disusun oleh dua ulama terkemuka, Jalaluddin As-Suyuti dan Jalaluddin Al-Mahalli. Merupakan tafsir yang ringkas namun padat.
- Tafsir Ath-Thabari: Tafsir yang disusun oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dan menjadi salah satu tafsir tertua yang mencakup berbagai penjelasan tentang Al-Qur’an.
Kesimpulan
Tafsir Bil Ma’tsur adalah metode penafsiran Al-Qur’an yang sangat dihargai dalam tradisi Islam karena keotentikannya dalam merujuk kepada hadis-hadis yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Dengan memperhatikan konteks sejarah dan peristiwa yang terjadi pada masa itu, Tafsir Bil Ma’tsur mampu memberikan pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Diharapkan penjelasan di atas dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai metode penafsiran yang sangat penting dalam memahami kitab suci Al-Qur’an.