Takdir, dalam ajaran agama Islam, merupakan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini sudah ditentukan oleh Allah SWT. Takdir sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan informatif mengenai pengertian keduanya.
Takdir Mubram
Takdir mubram adalah takdir yang sudah pasti terjadi dan tidak bisa diubah. Segala sesuatu yang terkandung dalam takdir mubram sudah ditentukan oleh Allah SWT sejak awal penciptaan alam semesta. Takdir mubram bersifat pasti dan sudah ditulis di Lauhul Mahfuz, kitab suci yang berisi segala ketetapan Allah SWT. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengubah takdir mubram, karena takdir tersebut sudah menjadi kehendak Allah yang mutlak.
Dalam ajaran Islam, takdir mubram biasanya terkait dengan hal-hal yang bersifat takdirat, seperti kematian, rezeki, dan jodoh. Manusia harus menerima takdir mubram dengan ikhlas dan tawakal kepada Allah SWT. Contoh takdir mubram adalah kematian seseorang di waktu yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.
Takdir Muallaq
Takdir muallaq adalah takdir yang masih bisa berubah tergantung dari perbuatan manusia. Takdir muallaq bersifat tidak pasti dan bisa berubah sesuai dengan amal perbuatan manusia. Meskipun Allah SWT sudah menetapkan takdir muallaq, namun masih terdapat ruang bagi manusia untuk mempengaruhinya melalui doa, usaha, dan amal shaleh.
Dalam ajaran Islam, takdir muallaq seringkali terkait dengan hal-hal yang bersifat ikhtiyari, seperti rezeki tambahan, keselamatan, dan keberhasilan dalam kehidupan. Manusia dianjurkan untuk selalu berusaha dan berdoa agar takdir muallaq menjadi takdir yang baik untuknya. Contoh takdir muallaq adalah mendapatkan rezeki tambahan karena rajin berusaha dan berdoa.
Perbedaan Takdir Mubram dan Takdir Muallaq
1. Sifat:
– Takdir mubram bersifat pasti dan tidak bisa diubah, sedangkan takdir muallaq bersifat tidak pasti dan bisa berubah.
2. Ditentukan:
– Takdir mubram sudah ditentukan oleh Allah SWT sejak awal penciptaan, sedangkan takdir muallaq masih bisa berubah tergantung dari perbuatan manusia.
3. Pengaruh Manusia:
– Manusia tidak memiliki pengaruh terhadap takdir mubram, sedangkan manusia memiliki pengaruh terhadap takdir muallaq melalui doa, usaha, dan amal shaleh.
4. Contoh:
– Takdir mubram seperti kematian, rezeki, dan jodoh. Takdir muallaq seperti rezeki tambahan, keselamatan, dan keberhasilan dalam kehidupan.
Implikasi Takdir Mubram dan Takdir Muallaq dalam Kehidupan Sehari-hari
Ketika seseorang memahami konsep takdir mubram dan takdir muallaq, maka akan membantu dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih ikhlas dan penuh rasa syukur. Dengan memahami bahwa ada hal-hal yang sudah ditentukan oleh Allah SWT sebagai takdir mubram, seseorang akan lebih menerima berbagai ujian dan cobaan dengan ketabahan hati.
Di sisi lain, pemahaman akan takdir muallaq juga akan mendorong seseorang untuk selalu berusaha, berdoa, dan melakukan amal shaleh agar takdirnya menjadi lebih baik. Dengan berusaha dan berserah diri kepada Allah SWT, seseorang akan merasa lebih tenang dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena kehendak-Nya yang Maha Mengetahui.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seseorang juga diingatkan agar tidak berputus asa dan selalu berdoa kepada Allah SWT. Meskipun takdir mubram sudah pasti terjadi, namun takdir muallaq masih memberikan harapan bagi manusia untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa takdir merupakan konsep keyakinan dalam ajaran Islam bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini sudah ditentukan oleh Allah SWT. Takdir dibagi menjadi dua jenis, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq. Takdir mubram bersifat pasti dan tidak bisa diubah, sedangkan takdir muallaq bersifat tidak pasti dan bisa berubah tergantung dari perbuatan manusia.
Pemahaman mengenai takdir mubram dan takdir muallaq akan membantu seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih ikhlas, tenang, dan penuh harapan. Manusia dianjurkan untuk menerima takdir mubram dengan ikhlas dan bersyukur, serta berusaha dan berdoa agar takdir muallaq menjadi takdir yang baik bagi dirinya. Dengan demikian, seseorang akan merasa lebih sejahtera secara spiritual dan mampu menghadapi berbagai ujian kehidupan dengan penuh keimanan kepada Allah SWT.
