Taqlid adalah salah satu konsep yang sering dibicarakan dalam konteks agama Islam. Secara bahasa, taqlid berasal dari kata dasar q-l-d yang berarti menutup atau melilit. Sedangkan secara istilah, taqlid memiliki makna yang lebih spesifik dalam bidang agama Islam.
Pengertian Taqlid Secara Bahasa
Secara bahasa, taqlid memiliki arti menutup atau melilit. Ini menggambarkan suatu kondisi ketika seseorang menutup diri dari proses berpikir atau memilih tanpa pertimbangan yang matang. Dalam konteks ini, taqlid dianggap sebagai sikap mentaati atau mengikuti tanpa pengetahuan yang mendalam.
Pengertian Taqlid Secara Istilah
Dalam konteks agama Islam, taqlid memiliki makna yang lebih khusus. Taqlid diartikan sebagai mengikuti pendapat ulama terkemuka dalam memahami ajaran agama. Ini berarti seseorang meyakini dan mengikuti fatwa atau pandangan ulama tanpa harus memiliki kemampuan keilmuan yang sama.
Landasan Hukum Taqlid
Taqlid memiliki landasan hukum dalam agama Islam. Menurut para ulama, taqlid diperbolehkan dalam hal-hal yang memerlukan pengetahuan agama yang mendalam seperti dalam masalah fiqih atau hukum-hukum Islam yang kompleks.
Keutamaan dan Manfaat Taqlid
- Taqlid merupakan jalan untuk menjaga kesatuan umat Islam dalam menjalankan ajaran agama.
- Memberikan kepastian hukum dalam menjalankan ibadah dan tata cara agama.
- Menghormati ilmu ulama dan warisan keilmuan yang mereka miliki.
- Memudahkan umat Islam dalam menjalankan kewajiban agama tanpa harus mengalami kesulitan yang berlebihan.
Kritik Terhadap Taqlid
Meskipun taqlid memiliki keutamaan dan manfaat, namun terdapat kritik terhadap praktik taqlid dalam agama Islam. Beberapa kritik tersebut antara lain:
- Menutup pintu ijtihad dan pemikiran kreatif dalam menjalankan ajaran agama Islam.
- Membuat umat Islam menjadi pasif dan kurang berfikir secara kritis dalam memahami ajaran agama.
- Menyebabkan merebaknya pemahaman fanatik terhadap mazhab atau ulama tertentu tanpa pemahaman yang mendalam.
Cara Berpikir Kritis Terhadap Taqlid
Untuk mengatasi kritik terhadap taqlid, diperlukan sikap kritis dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama. Berikut adalah beberapa cara berpikir kritis terhadap taqlid:
- Meningkatkan pengetahuan agama melalui pembelajaran yang mendalam.
- Membuka diri terhadap berbagai pendapat ulama dari berbagai mazhab.
- Melakukan ijtihad atau pemikiran mandiri dalam memahami ajaran agama.
- Memahami landasan hukum dan alasan di balik fatwa ulama.
Kesimpulan
Secara bahasa, taqlid memiliki arti menutup atau melilit, sedangkan secara istilah, taqlid merupakan sikap mengikuti pendapat ulama terkemuka dalam memahami ajaran agama. Taqlid memiliki keutamaan dan manfaat dalam menjaga kesatuan umat Islam dan memberikan kepastian hukum dalam menjalankan ibadah. Namun, terdapat juga kritik terhadap praktik taqlid karena dapat menutup pintu ijtihad dan pemikiran kreatif dalam menjalankan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, diperlukan sikap kritis dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama untuk mengatasi kritik terhadap taqlid.