Tembang merupakan salah satu bentuk puisi lama dalam sastra Jawa yang memiliki kekayaan dan keindahan tersendiri. Tembang biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman hidup seseorang dalam bentuk yang terstruktur secara artistik.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai pengertian tembang, jenis-jenis tembang, struktur tembang, serta beberapa contoh tembang yang terkenal.
Pengertian Tembang
Tembang merupakan bentuk puisi lama dalam sastra Jawa yang memiliki pola tembang yang khas. Tembang terdiri dari bait-bait dengan jumlah yang tetap, disusun dalam bentuk gatra-gatra atau baris-baris yang teratur.
Tembang sering kali disertai dengan melodi atau iringan musik yang khusus, sehingga menjadi sebuah karya seni yang utuh. Tembang memiliki kekayaan bahasa dan gaya bahasa yang khas, menjadikannya sebagai salah satu bentuk kesusastraan yang bernilai tinggi.
Jenis-jenis Tembang
Secara umum, tembang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk, tema, dan strukturnya. Berikut ini adalah beberapa jenis tembang yang sering ditemui dalam sastra Jawa:
- Tembang Macapat
- Tembang Gambuh
- Tembang Dhandhanggula
Tembang Macapat merupakan jenis tembang yang paling populer di kalangan masyarakat Jawa. Tembang Macapat terdiri dari lima macam, yaitu pangkur, gambuh, maskumambang, dhandhanggula, dan sinom. Setiap jenis tembang Macapat memiliki ciri khas dan aturan tersendiri dalam penyusunannya.
Tembang Gambuh adalah jenis tembang yang digunakan dalam lakon wayang. Tembang Gambuh memiliki irama yang khas dan gaya bahasa yang lebih formal, sesuai dengan konteks pertunjukan wayang.
Tembang Dhandhanggula merupakan jenis tembang yang berirama lambat dan puitis. Tembang ini sering kali digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta dan keindahan alam.
Struktur Tembang
Struktur tembang terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi dan aturan tersendiri. Berikut ini adalah struktur umum dari sebuah tembang:
1. Pupuh
Pupuh merupakan bentuk bait-bait dalam tembang yang terdiri dari beberapa sak-kéh (baris atau kelompok kata). Setiap pupuh memiliki pola gatra dan jumlah aksara yang teratur.
2. Laras
Laras merupakan melodi atau iringan musik yang mendukung tembang. Laras memiliki peran penting dalam menciptakan keselarasan antara musik dan puisi dalam tembang.
3. Gending
Gending merupakan bentuk susunan nada atau irama yang mengiringi tembang. Gending memiliki pola yang khas dan dapat memperkuat ekspresi dalam tembang.
4. Alit-alit
Alit-alit merupakan variasi atau variasi melodi dalam tembang. Alit-alit digunakan untuk menekankan atau menghias bait-bait tertentu dalam tembang.
Contoh Tembang
Berikut ini adalah contoh tembang yang terkenal dalam sastra Jawa:
1. Tembang Pangkur
Dhandhanggula rinengga ladu padha,
Benang biru utawi keteng bulu.
Linampah anginira,
Ing kang pinasthi willa.
2. Tembang Gambuh
Karya Agung Parikesit,
Puniki punggawa ratu,
Kalangit saking raganya,
Parikan ira wus maganti,
Manah siwah ratuning karanggan
3. Tembang Sinom
Ngina manthana jroning sugrono,
Lawuhnira kalèhing kedu.
Brana saking gunung.
Asri sènging samudra.
Dari contoh-contoh tembang di atas, terlihat bahwa tembang memiliki kekayaan bahasa dan struktur yang indah, membuatnya menjadi salah satu bentuk puisi terbaik dalam sastra Jawa.
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian tembang, jenis-jenis tembang, struktur tembang, serta contoh tembang yang terkenal dalam sastra Jawa. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita tentang keindahan sastra Jawa.