Rahasia di Balik Pengertian Close Source yang Membuat Anda Terkejut!

Close source atau closed source merupakan salah satu istilah yang sering digunakan dalam dunia teknologi, terutama dalam pengembangan perangkat lunak. Istilah ini memiliki makna yang sangat penting dalam memahami perbedaan antara perangkat lunak terbuka (open source) dan perangkat lunak tertutup (closed source).

Apa Itu Close Source?

Close source merujuk pada model distribusi perangkat lunak di mana sumber kode atau source code dari perangkat lunak tersebut tidak tersedia untuk umum. Artinya, hanya pengembang atau perusahaan pembuat perangkat lunak yang memiliki akses penuh terhadap source code tersebut. Para pengguna tidak diberikan hak untuk mengetahui atau mengubah source code perangkat lunak tersebut.

Perangkat lunak closed source juga dikenal dengan istilah proprietary software, yang artinya perangkat lunak tersebut dianggap sebagai “milik” dari pemiliknya atau perusahaan yang membuatnya. Pengguna hanya diberikan hak untuk menggunakan perangkat lunak tersebut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemiliknya.

Perbedaan Antara Open Source dan Close Source

Perangkat lunak open source dan close source memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal akses terhadap source code dan kebebasan pengguna. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:

  1. Akses Source Code: Perangkat lunak open source memberikan akses terbuka terhadap source code, sehingga pengguna dapat membaca, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang source code tersebut. Sementara pada perangkat lunak close source, source code hanya dapat diakses oleh pembuatnya.
  2. Kebebasan Pengguna: Pengguna perangkat lunak open source memiliki kebebasan untuk mengubah, menyalin, dan mendistribusikan ulang perangkat lunak tersebut sesuai dengan lisensi yang berlaku. Sedangkan pengguna perangkat lunak close source harus patuh terhadap ketentuan penggunaan yang ditetapkan oleh pemiliknya.
  3. Transparansi: Perangkat lunak open source cenderung lebih transparan karena source code dapat diperiksa oleh siapa pun untuk memastikan keamanan dan kualitasnya. Sementara perangkat lunak close source cenderung kurang transparan karena source code tidak dapat diakses oleh publik.

Kelebihan dan Kekurangan Close Source

Sebagai model distribusi perangkat lunak yang telah lama ada, close source memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Kelebihan Close Source:

  • Kontrol Penuh: Pengembang atau pemilik perangkat lunak memiliki kontrol penuh terhadap pengembangan, distribusi, dan penjualan perangkat lunak.
  • Keamanan: Dengan source code yang tidak terbuka, perangkat lunak close source cenderung lebih sulit disusupi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
  • Dukungan yang Lebih Baik: Perusahaan pembuat perangkat lunak cenderung menyediakan dukungan teknis yang lebih baik kepada pengguna karena mereka memiliki pengetahuan penuh tentang source code perangkat lunak tersebut.

Kekurangan Close Source:

  • Keterbatasan Inovasi: Keterbatasan akses terhadap source code dapat membatasi kemungkinan inovasi dan pengembangan lebih lanjut oleh pihak eksternal.
  • Vendor Lock-In: Pengguna perangkat lunak close source cenderung terkunci pada vendor tertentu karena sulit untuk beralih ke solusi yang lain.
  • Ketergantungan pada Pemilik: Pengguna bergantung sepenuhnya pada pemilik perangkat lunak dalam hal pemeliharaan, pembaruan, dan perbaikan masalah yang muncul.

Contoh Perangkat Lunak Close Source

Berbagai perangkat lunak populer yang umum digunakan saat ini merupakan contoh dari perangkat lunak close source. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Microsoft Windows: Sistem operasi yang dikembangkan dan dimiliki oleh Microsoft Corporation, yang source code-nya tidak tersedia untuk umum.
  2. Adobe Photoshop: Perangkat lunak untuk pengolahan gambar dan desain grafis yang hanya tersedia dalam bentuk proprietary software.
  3. Oracle Database: Sistem manajemen basis data yang dikembangkan oleh Oracle Corporation dan memiliki lisensi komersial.

Apa yang Harus Dipertimbangkan dalam Memilih Perangkat Lunak?

Dalam memilih perangkat lunak untuk kebutuhan pribadi atau bisnis, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk model distribusi perangkat lunak. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  1. Kebutuhan Pengguna: Pastikan untuk memilih perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penggunaan Anda.
  2. Biaya dan Lisensi: Perhatikan biaya pengadaan perangkat lunak serta jenis lisensi yang berlaku, apakah bersifat komersial atau non-komersial.
  3. Dukungan Teknis: Pastikan perangkat lunak yang dipilih menyediakan dukungan teknis yang memadai sesuai dengan kebutuhan Anda.
  4. Keamanan dan Privasi: Perhatikan tingkat keamanan dan privasi yang disediakan oleh perangkat lunak, terutama jika Anda mengelola data sensitif.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, close source merupakan model distribusi perangkat lunak yang menawarkan kontrol penuh dan keamanan bagi pembuatnya, namun juga memiliki keterbatasan dalam hal inovasi dan fleksibilitas pengguna. Pemilihan antara perangkat lunak close source dan open source harus didasarkan pada kebutuhan dan preferensi pengguna.

Dengan memahami perbedaan antara kedua model distribusi tersebut, pengguna dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam memilih perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penggunaan mereka.

Baca Juga:  Pengertian Teknik Transparan

Langgeng

Geograf.id merupakan situs berita dan informasi terbaru saat ini. Kami menyajikan berita dan informasi teknologi yang paling update.
Back to top button