Setting adalah salah satu elemen penting dalam sebuah karya sastra, baik itu dalam bentuk narasi, cerita, maupun film. Setting dapat membantu pembaca atau penonton untuk lebih memahami konteks cerita yang sedang disampaikan. Namun, tidak semua elemen dalam sebuah karya sastra dapat disebut sebagai setting. Berikut adalah hal-hal yang tidak termasuk dalam konsep setting:
1. Tema
Tema adalah ide sentral yang ingin dicapai atau disampaikan oleh penulis melalui karyanya. Tema bisa berupa moral, pesan, atau konflik utama yang ingin disampaikan. Meskipun tema dapat dipengaruhi oleh setting, namun tidak dapat disamakan dengan setting itu sendiri. Tema lebih bersifat abstrak dan tidak berada dalam konteks ruang dan waktu seperti setting.
2. Plot
Plot adalah urutan peristiwa atau jalan cerita yang disusun secara sistematis oleh penulis. Plot mencakup konflik, klimaks, dan resolusi yang membentuk struktur cerita secara keseluruhan. Meskipun plot seringkali terkait erat dengan setting, namun plot tidak dapat dianggap sebagai setting. Plot lebih fokus pada alur cerita dan perkembangan karakter daripada latar tempat dan waktu.
3. Karakter
Karakter adalah tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita dan memainkan peran penting dalam pengembangan plot. Karakter dapat memiliki latar belakang, kepribadian, dan motivasi yang berbeda-beda. Meskipun karakter dapat dipengaruhi oleh setting, namun karakter tidak sama dengan setting. Karakter lebih berfokus pada interaksi antar tokoh dan dinamika hubungan dalam cerita.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara penulis menyampaikan pemikiran atau ide dalam karyanya. Gaya bahasa mencakup pemilihan kata, struktur kalimat, dan figuratif language yang digunakan untuk menciptakan efek tertentu pada pembaca. Meskipun gaya bahasa dapat membuat pembaca merasakan atmosfer atau suasana cerita, namun gaya bahasa tidak termasuk dalam konsep setting.
5. Struktur Naratif
Struktur naratif merupakan cara penyusunan cerita secara keseluruhan, mulai dari pengenalan tokoh, konflik, klimaks, hingga resolusi. Struktur naratif dapat berupa linear, flashback, atau multiple plot yang digunakan untuk mengatur alur cerita. Meskipun struktur naratif dapat mempengaruhi cara pembaca memahami cerita, namun struktur naratif bukan bagian dari setting.
6. Mood dan Atmosfer
Mood dan atmosfer adalah elemen-elemen yang digunakan untuk menciptakan perasaan atau emosi tertentu pada pembaca. Mood dapat mencakup perasaan bahagia, sedih, atau tegang, sedangkan atmosfer merujuk pada suasana yang tercipta dalam karya sastra. Meskipun mood dan atmosfer dapat dipengaruhi oleh setting, namun keduanya bukan bagian dari setting itu sendiri.
7. Ideologi dan Nilai-nilai
Ideologi dan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya sastra merupakan pesan moral atau pandangan dunia yang ingin disampaikan oleh penulis. Ideologi dan nilai-nilai dapat tercermin melalui karakter, plot, dan tema dalam karya sastra. Meskipun ideologi dan nilai-nilai dapat berkaitan dengan setting, namun keduanya merupakan konsep yang berbeda.
8. Genre
Genre adalah kategori atau jenis karya sastra yang mencakup tema, naratif, dan gaya tertentu. Contoh genre include novel, cerpen, drama, dan lain-lain. Meskipun genre dapat mempengaruhi pengaturan setting dalam sebuah karya sastra, namun genre bukan bagian dari setting itu sendiri.
9. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis mencakup faktor-faktor personal penulis seperti pengalaman hidup, pendidikan, dan pandangan politik. Latar belakang penulis dapat mempengaruhi cara penulis membangun cerita dan karakter dalam karyanya. Meskipun latar belakang penulis dapat memengaruhi setting, namun latar belakang penulis bukan bagian dari setting itu sendiri.
10. Pesan Moral
Pesan moral adalah ajaran atau nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui karya sastra. Pesan moral dapat berupa pelajaran hidup, moralitas, atau nilai-nilai keagamaan yang ingin disampaikan oleh penulis. Meskipun pesan moral dapat dipengaruhi oleh setting, namun pesan moral bukan bagian dari setting itu sendiri.
Demikianlah beberapa hal yang tidak termasuk dalam konsep setting dalam sebuah karya sastra. Meskipun elemen-elemen tersebut dapat saling terkait, namun penting untuk memahami perbedaan masing-masing agar dapat mengapresiasi karya sastra secara lebih mendalam.