Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau dan perkembangan manusia dari zaman prasejarah hingga masa kini. Namun, terdapat beberapa hal yang tidak dapat digolongkan sebagai ciri-ciri dari ilmu sejarah. Berikut adalah beberapa hal yang bukan merupakan ciri sejarah sebagai ilmu:
1. Spekulatif
Sejarah bukanlah ilmu spekulatif yang hanya didasarkan pada dugaan atau tebakan semata. Sejarah memerlukan bukti-bukti yang valid dan metodologi yang tepat untuk memahami masa lalu secara obyektif. Dengan menggunakan sumber-sumber prima seperti dokumen, artefak, dan bukti arkeologis, sejarah dapat membangun narasi yang lebih akurat mengenai peristiwa masa lampau.
2. Subjective
Sejarah juga bukanlah ilmu yang bersifat subjektif, yaitu tergantung pada sudut pandang atau kepentingan pribadi penulis sejarah. Sebuah karya sejarah yang berkualitas harus mampu menghadirkan sudut pandang yang beragam dan mendekati kebenaran objektif. Dengan mempertimbangkan berbagai sumber dan interpretasi yang ada, sejarah dapat menghasilkan analisis yang lebih komprehensif.
3. Abstrak
Sejarah bukanlah ilmu yang bersifat abstrak atau teoritis semata. Meskipun sejarah sering kali melibatkan penerapan konsep-konsep abstrak seperti politik, ekonomi, dan budaya, namun fokus utamanya tetap pada fakta konkret yang terjadi di masa lalu. Sejarah menggali data konkret untuk menggambarkan realitas sejarah secara jelas dan mendetail.
4. Tidak dapat diprediksi
Salah satu hal yang bukan menjadi ciri sejarah sebagai ilmu adalah ketidakmampuan untuk memprediksi masa depan. Sejarah membahas peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lalu dan tidak dimaksudkan untuk meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Meskipun sejarah dapat memberikan wawasan dan pengertian yang berharga, namun tidak dapat digunakan untuk meramalkan masa depan secara tepat.
5. Static
Sejarah bukanlah ilmu yang bersifat statis atau tidak berubah. Sebaliknya, sejarah merupakan ilmu yang terus berkembang seiring dengan penemuan-penemuan baru dan interpretasi yang lebih mendalam. Penelitian sejarah yang terus dilakukan oleh para sejarawan berperan penting dalam mengisi celah pengetahuan kita mengenai masa lampau.
6. Subjekter
Sejarah bukanlah ilmu yang berfokus pada subjek atau individu tertentu semata. Sejarah adalah kajian yang melibatkan berbagai aspek kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, budaya, dan sosial. Dengan pendekatan yang holistik, sejarah dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai perjalanan manusia dalam berbagai bidang.
7. Tidak Berbasis Fakta
Sejarah bukanlah ilmu yang berdasarkan pada asumsi atau fiksi semata. Sejarah memerlukan dasar-dasar fakta yang kuat untuk membangun narasi yang valid dan akurat. Dengan mengumpulkan bukti-bukti yang sahih dan menguji keabsahan sumber-sumber sejarah, sejarah dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai peristiwa masa lampau.
Dengan demikian, sejarah sebagai ilmu memiliki karakteristik yang berbeda dengan spekulasi, subjektivitas, atau ketidakpastian. Sejarah membutuhkan pendekatan yang sistematis, kritis, dan berdasarkan fakta untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai masa lampau.
Dengan demikian, sejarah sebagai ilmu memiliki karakteristik yang berbeda dengan spekulasi, subjektivitas, atau ketidakpastian. Sejarah membutuhkan pendekatan yang sistematis, kritis, dan berdasarkan fakta untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai masa lampau.
Dengan demikian, sejarah sebagai ilmu memiliki karakteristik yang berbeda dengan spekulasi, subjektivitas, atau ketidakpastian. Sejarah membutuhkan pendekatan yang sistematis, kritis, dan berdasarkan fakta untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai masa lampau.