Historiografi tradisional adalah cara penulisan sejarah yang bersifat konvensional dan mengikuti pola-pola tertentu. Namun, dalam perkembangannya, terdapat beberapa hal yang bukan merupakan contoh dari historiografi tradisional. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Cerita Berdasarkan Fakta Versus Interpretasi
Cerita berdasarkan fakta adalah salah satu ciri utama dari historiografi tradisional. Hal ini berarti bahwa sejarawan cenderung menulis sejarah berdasarkan fakta-fakta yang dapat diperiksa dan diverifikasi. Namun, interpretasi dari fakta-fakta tersebut juga dapat mempengaruhi cara cerita sejarah disusun. Historiografi non-tradisional seringkali lebih terbuka terhadap interpretasi yang berbeda-beda.
2. Narasi Tunggal Versus Berbagai Sudut Pandang
Historiografi tradisional cenderung menggunakan narasi tunggal, yang mengikuti garis waktu yang jelas dan kronologis. Hal ini memungkinkan pembaca untuk mengikuti alur cerita dengan mudah. Namun, historiografi non-tradisional seringkali lebih memperhatikan berbagai sudut pandang atau perspektif yang berbeda dalam menyusun cerita sejarah. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu peristiwa.
3. Fokus pada Peristiwa Besar Versus Sejarah Bawah
Historiografi tradisional cenderung memfokuskan perhatian pada peristiwa besar dan tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah. Sebaliknya, historiografi non-tradisional lebih cenderung untuk meneliti sejarah bawah atau kehidupan sehari-hari masyarakat biasa. Hal ini dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan di masa lalu.
4. Penekanan pada Politik dan Militer Versus Aspek Sosial dan Budaya
Sejarah politik dan militer seringkali mendominasi historiografi tradisional. Namun, historiografi non-tradisional memberikan penekanan yang lebih besar pada aspek sosial dan budaya masyarakat. Hal ini mencerminkan perubahan paradigma dalam penulisan sejarah yang lebih memperhatikan beragam aspek kehidupan manusia.
5. Penulisan Teks Tertulis Versus Penggunaan Media lain
Penulisan teks tertulis adalah cara utama untuk menyampaikan sejarah dalam historiografi tradisional. Akan tetapi, historiografi non-tradisional semakin mengakui penggunaan media lain seperti foto, rekaman audio, dan video sebagai sumber sejarah yang valid dan penting.
6. Penekanan pada Kesinambungan Sejarah Versus Perubahan dan Pertentangan
Historiografi tradisional cenderung menyoroti kesinambungan sejarah dari masa ke masa, yang menekankan pada kelanjutan dan aliran peristiwa. Namun, historiografi non-tradisional seringkali bertujuan untuk menunjukkan perubahan dan pertentangan yang terjadi dalam sejarah, serta bagaimana hal tersebut memengaruhi perkembangan masa kini.
7. Penekanan pada Sejarah Nasional Versus Sejarah Global dan Komparatif
Historiografi tradisional cenderung memusatkan perhatian pada sejarah nasional, yang mengkaji sejarah suatu negara secara individual. Namun, historiografi non-tradisional seringkali lebih memperhatikan sejarah global dan komparatif, yang meneliti hubungan antarnegara, lintas budaya, dan perbandingan antara berbagai wilayah.
8. Dominasi Narasi Sejarah Pria Versus Inklusi Narasi Sejarah Perempuan
Historiografi tradisional seringkali mendominasi narasi sejarah yang berkaitan dengan kaum pria, menekankan peran mereka dalam peristiwa sejarah. Sementara historiografi non-tradisional lebih cenderung untuk inklusi narasi sejarah perempuan, menyoroti peran dan pengaruh perempuan dalam sejarah yang seringkali terlupakan.
9. Penggunaan Sumber Tunggal Versus Diversifikasi Sumber
Historiografi tradisional cenderung menggunakan sumber tunggal dalam menyusun cerita sejarah. Historiografi non-tradisional, sebaliknya, lebih mengadvokasi diversifikasi sumber, menggunakan berbagai sumber termasuk lisan, visual, dan arkeologis untuk memperoleh perspektif yang lebih kaya dan beragam.
10. Tujuan Ilmiah Versus Tujuan Masyarakat
Tujuan ilmiah yang menjadi fokus utama historiografi tradisional, menekankan pada penyelidikan akademis dan pembangunan teori. Namun, historiografi non-tradisional seringkali lebih memperhatikan tujuan kepentingan masyarakat, yang menekankan pada penerapan praktis sejarah untuk kepentingan publik dan keadilan sosial.
Kesimpulan
Dengan demikian, historiografi non-tradisional menawarkan pendekatan yang lebih luas dan inklusif dalam menulis sejarah, yang memperhatikan berbagai aspek kehidupan manusia dan berbagai sudut pandang. Berbeda dengan historiografi tradisional yang cenderung memiliki pola dan konvensi tertentu, historiografi non-tradisional membuka ruang untuk eksperimen dan inovasi dalam menyusun cerita sejarah.