Pendahuluan
Gotong royong merupakan salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, gotong royong selalu dianggap sebagai suatu hal yang positif karena dapat mempererat hubungan antar individu dalam suatu komunitas. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya budaya gotong royong tersebut. Maka dari itu, pada artikel ini akan dibahas mengenai apa saja faktor yang bukan termasuk dalam faktor pendorong gotong royong.
1. Persaingan
Salah satu faktor yang bukan merupakan pendorong gotong royong adalah persaingan. Persaingan yang terlalu ketat dan tidak sehat dapat menyebabkan individu menjadi egois dan lebih fokus pada kepentingan individu daripada kepentingan bersama. Ketika seseorang terlalu fokus pada persaingan, maka kemungkinan untuk melakukan aksi gotong royong akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan prioritas individu lebih condong kepada kemenangan pribadi daripada kerjasama bersama untuk mencapai tujuan bersama.
2. Individualisme
Faktor kedua yang tidak termasuk dalam faktor pendorong gotong royong adalah individualisme. Individualisme merupakan suatu sikap dimana individu lebih mementingkan dirinya sendiri daripada yang lain. Sikap ini cenderung membuat individu menjadi lebih tidak peduli terhadap kepentingan bersama dan lebih condong kepada kepentingan pribadi. Ketika individualisme menjadi dominan dalam suatu komunitas, maka budaya gotong royong akan sulit untuk tumbuh dan berkembang.
3. Egocentrism
Selain persaingan dan individualisme, faktor pendorong gotong royong juga tidak termasuk egocentrism. Egocentrism merupakan sikap dimana individu hanya mementingkan pandangan dan kepentingannya sendiri. Individu dengan sikap egosentris lebih sulit untuk berkolaborasi dan bekerja sama dengan orang lain. Mereka cenderung menomorduakan pendapat dan kebutuhan orang lain serta tidak peka terhadap keadaan sekitar. Oleh karena itu, egocentrism tidak dapat menjadi faktor pendorong gotong royong dalam suatu komunitas.
4. Sikap Tidak Peduli
Faktor lain yang tidak termasuk dalam faktor pendorong gotong royong adalah sikap tidak peduli. Sikap tidak peduli seringkali muncul ketika individu merasa tidak memiliki keterikatan emosional yang kuat terhadap lingkungan sekitar. Mereka cenderung acuh dan tidak ambil pusing terhadap masalah yang ada di sekitarnya. Sikap tidak peduli juga dapat membuat individu lebih sulit untuk berpartisipasi dalam aktivitas gotong royong karena kurangnya rasa memiliki terhadap komunitasnya.
5. Etnisitas dan Keterpisahan Sosial
Terakhir, faktor yang bukan merupakan pendorong gotong royong adalah etnisitas dan keterpisahan sosial. Kedua faktor ini dapat memengaruhi terbentuknya budaya gotong royong di suatu komunitas. Ketika terdapat perbedaan etnisitas yang sangat kental atau adanya keterpisahan sosial yang sangat terasa, maka budaya gotong royong akan sulit untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya konflik dan ketidaknyamanan antar individu yang akhirnya mempengaruhi terbentuknya budaya bersatu untuk bekerja sama.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang bukan termasuk dalam faktor pendorong gotong royong. Persaingan, individualisme, egocentrism, sikap tidak peduli, etnisitas, dan keterpisahan sosial merupakan beberapa faktor yang dapat menghambat terbentuknya budaya gotong royong dalam suatu komunitas. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menghindari sikap-sikap tersebut dan memperkuat rasa kebersamaan serta empati terhadap sesama agar budaya gotong royong dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam suatu komunitas. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dapat terjalin dengan baik dan harmonis.