Kata arkais merupakan kata-kata yang sudah jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari karena telah digantikan oleh kata-kata baru yang lebih umum digunakan. Namun, tidak semua kata yang terdengar kuno atau tidak sering digunakan adalah kata arkais. Berikut ini adalah beberapa contoh kata yang bukan termasuk dalam kategori kata arkais:
1. Bahasa Daerah atau Slang
Banyak kata dalam bahasa Indonesia yang dianggap kuno atau tidak sering digunakan sebenarnya masih aktif digunakan dalam beberapa daerah di Indonesia. Contohnya adalah kata-kata dalam bahasa Jawa, Sunda, atau bahasa daerah lainnya. Selain itu, kata-kata dalam bahasa slang atau bahasa gaul juga sering terdengar tidak umum namun tetap digunakan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Istilah Teknis atau Spesifik
Ada juga kata-kata yang mungkin terdengar kuno karena hanya digunakan dalam konteks tertentu, seperti dalam bidang yang spesifik atau istilah teknis. Misalnya, istilah dalam bidang kedokteran, teknik, atau ilmu pengetahuan lainnya. Meskipun terdengar tidak umum, kata-kata ini masih relevan dan digunakan dalam bidangnya masing-masing.
3. Bahasa Alay
Kata-kata dalam bahasa alay sering kali terdengar aneh atau kuno bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dengan bahasa tersebut. Namun, kata-kata dalam bahasa alay masih aktif digunakan dalam komunikasi di kalangan remaja atau dalam media sosial. Contoh kata-kata seperti “alay”, “wkwkwk”, atau “bacot” adalah contoh dari bahasa alay yang masih sering digunakan.
4. Bahasa Formal atau Sastra
Ada juga kata-kata yang terdengar tidak umum karena digunakan dalam konteks formal atau sastra. Kata-kata ini mungkin terdengar kuno namun tetap relevan dalam penggunaan formal seperti dalam pidato, tulisan ilmiah, atau karya sastra. Contoh kata-kata formal seperti “sesungguhnya”, “keniscayaan”, atau “penyebabnya” adalah kata-kata yang sering digunakan dalam bahasa formal namun terdengar kuno.
5. Kata-kata Baru atau Terbaru
Tidak semua kata-kata yang terdengar aneh atau tidak umum adalah kata arkais. Beberapa kata baru atau terbaru yang muncul dalam perkembangan bahasa juga dapat terdengar tidak umum namun tetap relevan untuk digunakan. Contoh kata-kata seperti “selfie”, “mager”, atau “viral” adalah contoh kata-kata baru yang sering digunakan meskipun terdengar tidak umum.
Dengan demikian, penting untuk memahami konteks penggunaan suatu kata sebelum menyimpulkan bahwa kata tersebut termasuk dalam kategori kata arkais. Kata-kata yang terdengar kuno atau tidak umum belum tentu merupakan kata arkais, karena masih ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan apakah suatu kata termasuk dalam kategori tersebut.