Pengolahan limbah keras merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga lingkungan dan mencegah kerusakan lingkungan akibat pencemaran. Limbah keras sendiri merupakan limbah yang berasal dari aktivitas industri, pertambangan, konstruksi, dan sejenisnya. Pengolahan limbah keras harus dilakukan dengan hati-hati dan mematuhi prinsip-prinsip yang telah ditetapkan agar dampak negatif terhadap lingkungan bisa diminimalisir. Namun, tidak semua prinsip yang sering diketahui masyarakat adalah prinsip yang benar dalam pengolahan limbah keras. Berikut adalah hal-hal yang bukan merupakan prinsip dalam pengolahan limbah keras:
Penggunaan Tumpukan Terbuka
Membiarkan limbah keras menumpuk secara terbuka adalah salah satu praktek yang tidak mengikuti prinsip utama dalam pengolahan limbah keras. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara, tanah, dan air. Limbah-limbah tersebut juga bisa tersebar dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penggunaan tumpukan terbuka tidak dianjurkan dalam pengelolaan limbah keras.
Pembakaran Langsung
Pembakaran langsung merupakan metode pengelolaan limbah yang umumnya terlarang karena dapat menyebabkan polusi udara yang serius. Limbah yang dibakar secara langsung akan menghasilkan gas beracun dan partikel-partikel berbahaya yang dapat merusak kualitas udara. Praktek ini harus dihindari dan diganti dengan metode pengolahan limbah yang lebih ramah lingkungan.
Penimbunan Tanpa Lapisan Penahan
Penimbunan tanpa lapisan penahan adalah praktek yang berpotensi merusak lingkungan. Tanah yang tidak diolah dengan lapisan penahan dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah akibat bocornya limbah yang ditimbun. Selain itu, tanah yang ditimbun tanpa lapisan penahan juga dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan.
Pembuangan Laut Tanpa Pemisahan Zat Berbahaya
Pembuangan limbah ke laut tanpa pemisahan zat berbahaya adalah tindakan yang merugikan lingkungan laut dan semua makhluk hidup di dalamnya. Zat-zat berbahaya yang terdapat dalam limbah keras dapat merusak ekosistem laut, termasuk kehidupan ikan dan organisme laut lainnya. Oleh karena itu, prinsip pengolahan limbah keras memperbolehkan pembuangan ke laut hanya setelah dilakukan proses pemisahan zat berbahaya dan pemurnian limbah secara memadai.
Menggunakan Metode Pengolahan Kimia yang Berbahaya
Metode pengolahan limbah keras yang menggunakan bahan kimia berbahaya seperti merkuri, kadmium, dan arsenik bukanlah prinsip yang dianjurkan. Penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses pengolahan limbah dapat menimbulkan risiko pencemaran yang lebih tinggi dan meningkatkan bahaya bagi lingkungan dan manusia.
Kesimpulan
Prinsip pengolahan limbah keras yang bertujuan untuk melindungi lingkungan sangat penting untuk dijaga. Dengan memahami hal-hal yang bukan merupakan prinsip dalam pengolahan limbah keras, kita dapat lebih berhati-hati dalam memilih metode pengolahan yang benar. Supaya praktek pengolahan limbah dapat meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan membantu menjaga keberlangsungan ekosistem.
Setelah memahami hal-hal yang tidak merupakan prinsip dalam pengolahan limbah keras, kita diharapkan dapat lebih bijak dalam memilih metode dan teknologi yang digunakan untuk mengolah limbah industri, pertambangan, dan konstruksi. Dengan demikian, kita dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat limbah keras sekaligus menjaga kelestarian alam bagi generasi mendatang.
Referensi:
- https://www.sustainablebrands.com/articles/waste-not/7-principles-sound-waste-management
- https://www.epa.gov/hw-infrastructure/epas-foundation-waste-and-materials-management-sustainable-materials-management-smm
- https://www.who.int/water_sanitation_health/medicalwaste/medicalwaste.pdf