Hikayat adalah salah satu bentuk sastra lama yang telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara. Hikayat sering kali mengisahkan tentang kejadian-kejadian heroik, pahlawan-pahlawan maupun cerita-cerita fantasi yang berhubungan dengan kepercayaan dan budaya masyarakat pada masa lampau. Dalam hikayat, terdapat ciri bahasa yang dominan yang membedakannya dari bentuk sastra lainnya. Berikut adalah beberapa ciri bahasa yang dominan pada hikayat:
1. Penggunaan Bahasa Baku dan Bahasa Sastra
Salah satu ciri bahasa yang dominan pada hikayat adalah penggunaan bahasa baku dan bahasa sastra. Para pengarang hikayat cenderung menggunakan bahasa yang formal dan klasik, dengan pemilihan kata-kata yang khas dan penuh dengan makna. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesan yang megah dan mengagumkan pada cerita yang disampaikan dalam hikayat.
2. Pepatah dan Peribahasa
Di dalam hikayat, seringkali terdapat penggunaan pepatah dan peribahasa sebagai bagian dari cerita. Pepatah dan peribahasa digunakan untuk memberikan nasihat, hikmah, atau pemahaman yang lebih dalam terhadap cerita yang disampaikan. Penggunaan pepatah dan peribahasa ini juga dapat memperkaya khasanah bahasa dalam hikayat.
3. Penggunaan Bahasa Simbolik
Penggunaan bahasa simbolik juga merupakan ciri bahasa yang dominan pada hikayat. Dalam hikayat, banyak terdapat penggunaan kata-kata atau simbol-simbol yang memiliki makna tertentu dan dapat diinterpretasikan sebagai simbol-simbol kehidupan, kebaikan, keburukan, dan sebagainya. Hal ini menambahkan kedalaman makna dalam hikayat dan membuat pembaca atau pendengar hikayat dapat merenungkan makna di balik cerita tersebut.
4. Penggunaan Bahasa Kiasan dan Majas
Bahasa kiasan dan majas seringkali digunakan dalam hikayat untuk memberikan warna dan keindahan pada cerita yang disampaikan. Penggunaan bahasa kiasan dan majas dapat membuat cerita menjadi lebih hidup dan menggugah imajinasi pembaca atau pendengar hikayat. Selain itu, bahasa kiasan dan majas juga dapat memberikan kesan yang dramatis atau emosional pada cerita.
5. Penggunaan Bahasa Tepat Dan Padu
Penggunaan bahasa yang tepat dan padu juga menjadi ciri bahasa yang dominan pada hikayat. Para pengarang hikayat cenderung memilih kata-kata secara teliti dan memperhatikan keseimbangan antara keindahan bahasa, kesesuaian dengan konteks cerita, serta pemahaman yang dapat diterima oleh pembaca atau pendengar hikayat. Hal ini membuat hikayat menjadi lebih mudah dipahami dan dinikmati oleh khalayak.
6. Penggunaan Gaya Bahasa Klasik
Dalam hikayat, seringkali terdapat penggunaan gaya bahasa klasik yang memberikan kesan klasik dan tradisional pada cerita yang disampaikan. Gaya bahasa klasik ini mencakup pemilihan kata-kata klasik, struktur kalimat yang khas, serta penggunaan teknik tulisan yang umumnya digunakan pada masa lampau. Hal ini menciptakan atmosfer yang khas dan membedakan hikayat dengan bentuk sastra modern.
7. Penggunaan Bahasa Asing atau Kata Pinjaman
Seiring dengan perjalanan waktu dan kontak yang semakin terbuka dengan budaya-budaya lain, hikayat juga mengalami pengaruh dari bahasa asing atau kata pinjaman. Penggunaan bahasa asing atau kata pinjaman dapat memberikan variasi dan warna pada bahasa yang digunakan dalam hikayat. Namun, penggunaan bahasa asing atau kata pinjaman ini tetap disesuaikan dengan konteks cerita dan tidak menghilangkan keaslian bahasa hikayat itu sendiri.
Demikianlah beberapa ciri bahasa yang dominan pada hikayat. Penggunaan bahasa yang kaya dan penuh makna dalam hikayat menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca atau pendengar hikayat. Dengan memahami ciri bahasa yang dominan pada hikayat, kita dapat lebih menghargai dan menikmati keindahan sastra hikayat serta memahami pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.