Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai larutan yang mempunyai daya hantar listrik paling lemah, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik dalam suatu larutan. Daya hantar listrik atau konduktivitas listrik adalah kemampuan suatu zat untuk menghantarkan arus listrik. Ketika larutan ditempatkan di antara dua elektroda yang terhubung dengan sumber listrik, larutan yang dapat menghantarkan arus listrik akan menyebabkan terjadinya aliran listrik, sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik akan menghambat aliran listrik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Hantar Listrik pada Larutan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik pada larutan, di antaranya:
- Konsentrasi larutan: Semakin tinggi konsentrasi larutan, maka semakin banyak ion yang ada dalam larutan dan akan meningkatkan kemampuan larutan untuk menghantarkan arus listrik.
- Jenis ion dalam larutan: Ion-ion yang terbentuk dari larutan akan menentukan kemampuan larutan dalam menghantarkan arus listrik. Ion yang lebih mudah bergerak akan meningkatkan daya hantar listrik larutan.
- Suhu larutan: Suhu larutan juga mempengaruhi daya hantar listrik. Pada umumnya, semakin tinggi suhu larutan, maka kemampuan larutan untuk menghantarkan arus listrik juga akan meningkat.
Larutan Yang Mempunyai Daya Hantar Listrik Paling Lemah
Setelah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik pada larutan, larutan yang mempunyai daya hantar listrik paling lemah adalah larutan non-elektrolit.
Apa itu Larutan Non-Elektrolit?
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak menghantarkan arus listrik dalam keadaan cair maupun pekat. Larutan ini biasanya terbentuk dari senyawa kovalen yang membentuk molekul-molekul netral saat terlarut dalam pelarut. Contoh larutan non-elektrolit adalah larutan gula (sukrosa) dalam air.
Alasan Larutan Non-Elektrolit Mempunyai Daya Hantar Listrik Paling Lemah
Larutan non-elektrolit mempunyai daya hantar listrik paling lemah karena pada larutan ini, ion-ion yang terbentuk sangat sedikit bahkan tidak sama sekali. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul senyawa kovalen dalam larutan non-elektrolit tidak akan terionisasi menjadi ion-ion saat larut dalam pelarut. Sehingga, tidak ada muatan listrik yang bisa menghantarkan arus listrik melalui larutan. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa larutan non-elektrolit mempunyai daya hantar listrik yang paling lemah.
Contoh Larutan Non-Elektrolit
Berikut adalah contoh-contoh larutan non-elektrolit:
- Glukosa dalam air
- Sukrosa dalam air
- Fructose dalam air
Perbandingan Daya Hantar Listrik Antara Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Sebagai gambaran lebih jelas mengenai perbedaan daya hantar listrik antara larutan elektrolit dan non-elektrolit, berikut ini adalah tabel perbandingan yang menunjukkan perbedaan tersebut:
Larutan | Daya Hantar Listrik |
---|---|
Larutan Elektrolit | Tinggi |
Larutan Non-Elektrolit | Lebih Rendah |
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa larutan elektrolit memiliki daya hantar listrik yang tinggi, sementara larutan non-elektrolit memiliki daya hantar listrik yang lebih rendah bahkan tidak sama sekali.
Kesimpulan
Dalam konteks daya hantar listrik, larutan yang mempunyai daya hantar listrik paling lemah adalah larutan non-elektrolit. Hal ini disebabkan karena larutan non-elektrolit tidak menghasilkan ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik saat larut dalam pelarut. Oleh karena itu, larutan non-elektrolit adalah larutan yang paling lemah dalam menghantarkan arus listrik dibandingkan dengan larutan elektrolit.