Mau Tahu? Kalimat-kalimat Ini Diubah Menjadi Bentuk Pasif!

Sentences in English can be written in both active and passive voice. Passive voice is used when the focus is on the action being done, rather than the one doing it. In this article, we will explore how to change sentences from active to passive voice in Bahasa Indonesia.

I. Apa Itu Passive Voice?

Passive voice adalah konstruksi kalimat di mana objek dari suatu tindakan menjadi pokok kalimat, sedangkan pelaku tindakan menjadi tambahan. Dalam passive voice, pelaku tindakan atau subjek kalimat tersebut tidak diungkapkan secara eksplisit atau sering kali diletakkan di bagian akhir kalimat.

II. Cara Mengubah Active Voice Menjadi Passive Voice

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Identifikasi subjek, predikat, dan objek dalam kalimat aktif. Subjek adalah pelaku tindakan, predikat adalah kata kerja, dan objek adalah yang menerima tindakan.
  2. Pindahkan objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif. Objek kalimat aktif akan menjadi subjek kalimat pasif.
  3. Tambahkan kata “oleh” diikuti oleh pelaku tindakan (jika perlu) setelah subjek kalimat pasif. Kata “oleh” digunakan untuk menunjukkan siapa yang melakukan tindakan tersebut.
  4. Gunakan bentuk past participle dari kata kerja utama sebagai predikat kalimat pasif. Past participle adalah bentuk kata kerja yang digunakan dalam passive voice.

III. Contoh Konversi Kalimat Aktif Menjadi Kalimat Pasif

Berikut adalah beberapa contoh konversi kalimat aktif ke kalimat pasif dalam Bahasa Indonesia:

  1. Kalimat Aktif: Lisa membaca buku itu.

    Kalimat Pasif: Buku itu dibaca oleh Lisa.

  2. Kalimat Aktif: Ani menulis surat itu.

    Kalimat Pasif: Surat itu ditulis oleh Ani.

  3. Kalimat Aktif: Saya memasak makanan itu.

    Kalimat Pasif: Makanan itu dimasak oleh saya.

IV. Kelebihan dan Kekurangan Passive Voice

Ada kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan passive voice. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Kelebihan Passive Voice:

    • Menekankan objek: Passive voice membantu dalam menekankan objek dari suatu tindakan.
    • Mengaburkan pelaku: Passive voice dapat digunakan untuk mengaburkan pelaku tindakan jika tidak ingin identitasnya diungkapkan.

  • Kekurangan Passive Voice:

    • Menyulitkan pemahaman: Penggunaan passive voice terlalu banyak dapat menyulitkan pemahaman kalimat.
    • Menyembunyikan informasi: Active voice sering kali lebih transparan dalam menyampaikan informasi.

V. Kapan Harus Menggunakan Passive Voice?

Ada beberapa situasi di mana penggunaan passive voice lebih disarankan. Berikut adalah beberapa situasi di mana passive voice dapat menjadi pilihan yang lebih baik:

  • Menampilkan objek sebagai fokus utama: Jika objek dari tindakan lebih penting atau ingin ditonjolkan, passive voice dapat digunakan.
  • Menyembunyikan pelaku: Jika tidak ingin pelaku tindakan diungkapkan atau identitasnya tidak relevan, passive voice dapat digunakan.
  • Menjaga keprofesionalan: Dalam penulisan ilmiah atau resmi, penggunaan passive voice seringkali lebih disukai untuk menjaga keprofesionalan.

VI. Ringkasan

Passive voice adalah konstruksi kalimat di mana objek dari suatu tindakan menjadi subjek kalimat. Dengan mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif, kita dapat menekankan objek atau mengaburkan pelaku. Namun, penggunaan passive voice harus disesuaikan dengan konteks dan tujuan penulisan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca dalam memahami penggunaan passive voice dalam Bahasa Indonesia.

Baca Juga:  Kolaborasi Antar Budaya Di Indonesia Bertujuan Untuk

Taufik

Geograf.id merupakan situs berita dan informasi terbaru saat ini. Kami menyajikan berita dan informasi teknologi yang paling update.
Back to top button