Sebagai bagian dari proses bisnis, negosiasi merupakan kegiatan yang sering dilakukan untuk mencapai kesepakatan antara dua pihak. Dalam konteks ini, teks negosiasi memiliki struktur khusus yang digunakan untuk memastikan pesan disampaikan dengan jelas dan efektif.
Apa yang Dimaksud dengan Struktur Teks Negosiasi?
Struktur teks negosiasi mengacu pada susunan atau format yang digunakan dalam penulisan teks negosiasi. Struktur tersebut meliputi bagian-bagian yang harus ada dalam teks negosiasi, seperti pembukaan, isi, dan penutup. Namun, tidak semua hal masuk ke dalam struktur teks negosiasi. Berikut adalah yang tidak termasuk dalam struktur dari teks negosiasi:
1. Pembukaan yang Terlalu Panjang
Pembukaan dalam teks negosiasi seharusnya memuat informasi singkat mengenai tujuan dari negosiasi tersebut. Namun, pembukaan yang terlalu panjang dapat membuat pihak lain kehilangan minat dalam membaca atau mendengar isi dari negosiasi tersebut. Hal ini bisa menghambat proses negosiasi karena fokus menjadi terpecah saat pembukaan yang seharusnya singkat menjadi terlalu memanjang.
2. Detail yang Tidak Relevan
Dalam teks negosiasi, perlu dihindari penyertaan detail yang tidak relevan dengan tujuan dari negosiasi tersebut. Hal ini dapat membingungkan pihak lain dan mengganggu arah dari negosiasi. Sebagai contoh, jika sedang negosiasi mengenai harga suatu produk, maka membahas secara detail tentang proses produksi tidak relevan dan seharusnya dihindari.
3. Eksplanasi yang Terlalu Teknis
Terlepas dari seberapa pentingnya eksplanasi tentang produk atau layanan yang sedang diperbincangkan, menjaga agar eksplanasi tersebut tidak terlalu teknis adalah hal yang penting dalam teks negosiasi. Konten yang terlalu teknis dapat membuat pihak lain merasa tidak nyaman dan sulit untuk memahami isi dari negosiasi.
4. Ancaman atau Intimidasi
Sebagai bagian dari etika dalam negosiasi, penggunaan ancaman atau intimidasi tidak seharusnya termasuk dalam teks negosiasi yang efektif. Penggunaan strategi ini dapat merusak hubungan antara kedua pihak dan menghambat tercapainya kesepakatan yang diinginkan.
5. Omong Kosong atau Klise
Ketika menulis teks negosiasi, penting untuk menghindari penggunaan omong kosong atau klise yang tidak memberikan nilai tambah. Contoh-contoh dari omong kosong atau klise antara lain adalah “kita harus bekerja sama”, “kita harus saling menguntungkan”, dan sebagainya. Penekanan pada hal-hal konkret dan solusi yang jelas akan lebih efektif dalam mencapai kesepakatan.
Kesimpulan
Dalam menulis teks negosiasi, penting untuk memperhatikan bahwa tidak semua hal harus dimasukkan ke dalam struktur teks negosiasi. Hal-hal seperti pembukaan yang terlalu panjang, detail yang tidak relevan, eksplanasi yang terlalu teknis, ancaman atau intimidasi, dan omong kosong atau klise tidak seharusnya termasuk dalam teks negosiasi yang efektif. Dengan menghindari hal-hal tersebut, proses negosiasi dapat berjalan lebih lancar dan efektif.