Sublimasi adalah proses perubahan zat padat menjadi gas tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan untuk memisahkan campuran tertentu dengan menggunakan metode sublimasi. Berikut adalah beberapa contoh campuran yang dapat dipisahkan dengan cara sublimasi:
1. Campuran Antara Iodium dan Garam
Iodium (I2) adalah zat padat yang dapat mengalami sublimasi pada suhu sekitar 113 derajat Celsius. Di sisi lain, garam (NaCl) tidak mengalami sublimasi pada suhu tersebut dan tetap berbentuk padat. Dengan memanfaatkan perbedaan sifat sublimasi antara iodium dan garam, kita dapat memisahkan kedua zat ini dengan cara sublimasi.
Prosesnya dimulai dengan memanaskan campuran iodium dan garam hingga suhu di atas 113 derajat Celsius. Ketika iodium mengalami sublimasi dan berubah menjadi gas, gas iodium dapat dipisahkan dari garam yang tetap berbentuk padat. Gas iodium kemudian dapat dikondensasikan kembali menjadi padatan iodium yang murni.
2. Campuran Antara Ammonium Klorida dan Pasir
Ammonium klorida (NH4Cl) adalah zat yang mengalami sublimasi pada suhu sekitar 340 derajat Celsius. Di lain pihak, pasir (SiO2) tidak mengalami sublimasi pada suhu tersebut dan tetap berbentuk padat. Dengan memanfaatkan perbedaan sifat sublimasi antara ammonium klorida dan pasir, kita dapat memisahkan kedua zat ini dengan cara sublimasi.
Prosesnya mirip dengan contoh sebelumnya, yaitu dengan memanaskan campuran ammonium klorida dan pasir hingga suhu di atas 340 derajat Celsius. Ammonium klorida akan mengalami sublimasi dan berubah menjadi gas, sementara pasir tetap berbentuk padat. Gas ammonium klorida dapat dipisahkan dari pasir dan dikondensasikan kembali menjadi padatan yang murni.
3. Campuran Antara Kamper dan Garam
Kamper (C10H16O) adalah zat padat yang dapat mengalami sublimasi pada suhu sekitar 179 derajat Celsius. Sementara itu, garam (NaCl) tetap berbentuk padat pada suhu tersebut. Dengan memanfaatkan perbedaan sifat sublimasi antara kamper dan garam, kita dapat memisahkan kedua zat ini dengan cara sublimasi.
Prosesnya mirip dengan contoh sebelumnya, yaitu dengan memanaskan campuran kamfer dan garam hingga suhu di atas 179 derajat Celsius. Kamper akan mengalami sublimasi dan berubah menjadi gas, sedangkan garam tetap berbentuk padat. Gas kamper dapat dipisahkan dari garam dan dikondensasikan kembali menjadi kamper yang murni.
4. Campuran Antara Mentol dan Garam
Mentol (C10H20O) adalah zat padat yang juga dapat mengalami sublimasi pada suhu sekitar 175 derajat Celsius. Garam (NaCl) tetap berbentuk padat pada suhu tersebut. Dengan memanfaatkan perbedaan sifat sublimasi antara mentol dan garam, kita bisa memisahkan keduanya dengan cara sublimasi.
Prosesnya hampir sama dengan contoh sebelumnya, yaitu dengan memanaskan campuran mentol dan garam hingga suhu di atas 175 derajat Celsius. Mentol akan mengalami sublimasi dan berubah menjadi gas, sementara garam tetap berbentuk padat. Gas mentol dapat dipisahkan dari garam dan dikondensasikan kembali menjadi mentol yang murni.
5. Campuran Antara Ammonium Karbonat dan Pasir
Ammonium karbonat (NH4)2CO3 adalah zat padat yang juga dapat mengalami sublimasi pada suhu sekitar 58 derajat Celsius. Sementara pasir (SiO2) tetap berbentuk padat pada suhu tersebut. Dengan memanfaatkan perbedaan sifat sublimasi antara ammonium karbonat dan pasir, maka keduanya bisa dipisahkan dengan cara sublimasi.
Lakukan proses pemanasan campuran ammonium karbonat dan pasir hingga suhu melebihi 58 derajat Celsius. Ketika ammonium karbonat mengalami sublimasi dan berubah menjadi gas, gas tersebut bisa dipisahkan dari pasir yang tidak mengalami perubahan. Selanjutnya, kondensasi gas ammonium karbonat dapat dilakukan untuk memperoleh kembali padatan yang murni.
6. Campuran Antara Kafein dan Garam
Kafein (C8H10N4O2) merupakan zat padat yang dapat mengalami sublimasi pada suhu sekitar 178 derajat Celsius. Garam (NaCl) tetap berbentuk padat pada suhu tersebut. Dengan memanfaatkan perbedaan sifat sublimasi antara kafein dan garam, kita bisa memisahkan keduanya dengan cara sublimasi.
Caranya adalah dengan memanaskan campuran kafein dan garam hingga suhu di atas 178 derajat Celsius. Kafein akan mengalami sublimasi dan berubah menjadi gas, sementara garam tetap berbentuk padat. Gas kafein dapat dipisahkan dari garam dan dikondensasikan kembali menjadi kafein yang murni.
7. Campuran Antara Wosk dan Garam
Woskgaram (NaCl) tetap berbentuk padat pada suhu tersebut. Dengan memanfaatkan perbedaan sifat sublimasi antara wosk dan garam, maka keduanya bisa dipisahkan dengan cara sublimasi.
Lakukan pemanasan campuran wosk dan garam hingga suhu melebihi 60 derajat Celsius. Ketika wosk mengalami sublimasi dan berubah menjadi gas, gas tersebut bisa dipisahkan dari garam yang tidak mengalami perubahan. Selanjutnya, lakukan kondensasi gas wosk untuk memperoleh kembali padatan yang murni.
Kesimpulan
Dengan memahami sifat sublimasi dari berbagai zat, kita dapat memisahkan campuran yang terdiri dari zat-zat yang mengalami sublimasi dengan cara yang efektif. Proses sublimasi ini dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti kimia, farmasi, maupun industri untuk memperoleh zat murni tanpa kontaminasi dari zat lain. Perlu diketahui juga bahwa proses sublimasi memiliki keunggulan dalam hal penghematan energi dan kecepatan pemisahan bahan.
Jadi, apabila Anda memiliki campuran yang terdiri dari zat-zat yang mengalami sublimasi seperti yang telah disebutkan di atas, Anda dapat mencoba memisahkan zat-zat tersebut dengan menggunakan metode sublimasi. Namun, pastikan untuk selalu memperhatikan kondisi dan parameter yang tepat agar proses pemisahan dapat berjalan dengan efisien dan menghasilkan hasil yang diinginkan.