Tawasul adalah perantaraan atau usaha mencari jalan menuju Allah SWT dengan menggunakan pihak ketiga. Tawasul dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memohon syafa’at kepada Nabi Muhammad SAW atau para wali Allah. Namun, penting untuk memahami tata cara tawasul yang benar agar tidak terjebak dalam bid’ah atau kesesatan agama.
1. Memahami Konsep Tawasul
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami konsep tawasul. Tawasul adalah upaya mencari jalan menuju Allah SWT dengan menghadirkan perantara yang diyakini memiliki keberkahan dan keutamaan di sisi-Nya. Dalam Islam, tawasul umumnya dilakukan dengan meminta syafa’at kepada Nabi Muhammad SAW atau para wali Allah yang telah terbukti keimanan dan ketakwaannya.
2. Batasan-batasan Tawasul
Sebagai umat Muslim, kita perlu memahami batasan-batasan tawasul agar tidak terjerumus dalam bid’ah atau kesesatan agama. Beberapa batasan tawasul yang perlu diperhatikan antara lain:
- Tidak menyekutukan Allah SWT: Dalam melakukan tawasul, kita tidak boleh menyekutukan Allah dengan mencari pertolongan selain dari-Nya. Tawasul hanya merupakan usaha mencari jalan menuju Allah dengan mengharapkan syafa’at-Nya.
- Memahami pengertian syafa’at: Syafa’at merupakan pertolongan atau permohonan syafa’at yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW atau para wali Allah kepada Allah SWT. Syafa’at hanya diterima oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman dan bertakwa.
- Menghindari kesyirikan: Tawasul yang benar adalah tawasul kepada Allah semata. Kita tidak boleh memuja atau mendekati selain dari-Nya dalam melakukan tawasul.
3. Tata Cara Tawasul yang Benar
Untuk melakukan tawasul dengan benar, berikut adalah tata cara yang perlu diperhatikan:
- Bertasbih sebelum tawasul: Sebelum melakukan tawasul, sebaiknya kita membaca tasbih atau memohon keberkahan kepada Allah SWT agar tawasul yang dilakukan mendapat ridha-Nya.
- Menggunakan doa-doa yang telah diajarkan: Saat melakukan tawasul, sebaiknya kita menggunakan doa-doa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW atau doa-doa yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.
- Bersungguh-sungguh dalam berdoa: Ketika melakukan tawasul, kita perlu bersungguh-sungguh dalam berdoa dan mengharapkan syafa’at kepada Allah SWT. Keikhlasan dan ketulusan dalam berdoa akan meningkatkan peluang diterimanya doa.
- Menjauhi perbuatan dosa: Untuk mendapatkan syafa’at dari Allah, kita perlu menjauhi perbuatan dosa dan meningkatkan amal ibadah. Kebersihan hati dan kesucian amal merupakan kunci mendapatkan syafa’at Allah SWT.
4. Keutamaan Tawasul
Tawasul memiliki berbagai keutamaan bagi umat Muslim. Beberapa keutamaan tawasul antara lain:
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT: Dengan melakukan tawasul, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh keberkahan-Nya.
- Mendapatkan syafa’at: Tawasul merupakan usaha mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad SAW atau para wali Allah di akhirat kelak.
- Menyucikan hati dan jiwa: Melalui tawasul, kita diingatkan untuk menyucikan hati dan jiwa serta meningkatkan kualitas iman dan taqwa.
5. Contoh Tawasul dalam Sejarah Islam
Ada beberapa contoh tawasul yang terdapat dalam sejarah Islam, antara lain:
- Tawasul Nabi Ibrahim AS: Nabi Ibrahim AS memohon kepada Allah untuk menyelamatkan anaknya, Nabi Ismail AS. Allah pun mengabulkan doa Nabi Ibrahim sebagai tawasul yang diterima-Nya.
- Tawasul Nabi Musa AS: Nabi Musa AS memohon kepada Allah untuk mengubah air laut menjadi daratan agar bangsa Israel dapat melintasi lautan. Allah pun mengabulkan doa Nabi Musa sebagai tawasul yang diterima-Nya.
6. Kesimpulan
Tawasul adalah perantaraan atau usaha mencari jalan menuju Allah SWT dengan menggunakan pihak ketiga, seperti Nabi Muhammad SAW atau para wali Allah. Penting untuk memahami tata cara tawasul yang benar agar tidak terjerumus dalam bid’ah atau kesesatan agama. Dengan memahami konsep tawasul, batasan-batasan tawasul, tata cara tawasul yang benar, keutamaan tawasul, serta contoh tawasul dalam sejarah Islam, kita dapat mengamalkan tawasul dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.
