Geograf – Terdapat sebuah video viral yang beredar ramai di berbagai media sosial, salah satunya TikTok mengenai RP atau role-play. Salah satu yang baru-baru ini ramai di TikTok adalah ada seorang anak berusia 11 tahun yang dimarahi ayahnya karena kecanduan bermain RP atau role-play. Tapi, sebenarnya apa sih role-play atau RP viral di tiktok ini?
Video yang sedang viral tersebut berisikan seorang anak yang sedang dimarahi oleh orang tuanya karena ketahuan bermain RP dengan orang dewasa. Hal tersebut membuat orang tuanya sangat khawatir dengan kebiasaan anaknya tersebut. Terlihat jelas dalam video tersebut bahwa sang anak sangat kecanduan dengan role-play tersebut. Lebih parahnya lagi, dia berperan tidak sesuai dengan umurnya.
Anak-anak zaman sekarang memang sudah kenal dengan banyak hal melalui berbagai media sosial yang mereka mainkan. Salah satunya adalah role-play ini. Biasanya, role-play dimainkan oleh orang-orang yang setidaknya sudah berusia 17 tahun. Namun sekarang ini, banyak sekali anak-anak yang masih duduk di bangku SD sudah memainkan role-play ini. Hal ini sangat membahayakan karena dapat mengganggu kegiatan sehari-harinya.
Menurut para ahli, role-play berbahaya jika dimainkan oleh anak-anak yang usianya belum matang karena biasanya mereka akan berperan sebagai seseorang yang jauh dari umur usia mereka. Hal tersebut dapat menciptakan penyimpangan sosial bagi anak tersebut. role-play bisa membuat pemainnya kebingungan akan jati diri mereka dan kebingungan akan mana dunia yang nyata dan tidak.
Terkait Video Viral di TikTok, Anak Ketahuan Bermain RP
Dalam sebuah video singkat di jejaring media sosial TikTok, terlihat seorang anak yang dimarahi oleh orang tuanya karena dia bermain RP dengan orang yang lebih dewasa darinya. Video tersebut menuai berbagai reaksi dan komentar netizen. Ada yang setuju dengan ayahnya dan ada yang tidak setuju tentang cara ayahnya memarahi anaknya. Bahkan ada beberapa orang yang bersimpati dengan anak tersebut karena dia hanya bermain RP yang dianggap tidak berbahaya.
Video ini viral saat pertama kali muncul di akun @jeshgalau di media sosial TikTok pada tanggal 15 Juni . Di video tersebut, terlihat sebuah anak perempuan yang menangis karena dimarahi oleh orang tuanya. Usut punya usut, anak tersebut masih duduk di bangku SD dan berusia 11 tahun. Dalam video tersebut terdengar suara sang ayah yang kecewa dengan kegiatan anaknya tersebut.
Kecanduan akan role-play memang cukup mengkhawatirkan, khususnya bagi anak-anak. Dengan kecanduan role-play, anak-anak bisa teralihkan dari kegiatan dan tanggung jawabnya sehari-hari. Selain itu juga, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial, kognitif, dan mental dari anak tersebut.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memonitor kegiatan anak-anaknya di media sosia dan memastikan hal-hal yang mereka lihat sesuai dengan umurnya. Selain itu juga, agar anak-anak tidak kecanduan akan media sosial dan menjaga keseimbangan kehidupan sosialnya di dunia nyata.
Video yang viral ini menyadarkan kita akan pentingnya untuk selalu mendekatkan diri kepada anggota keluarga. Bukan hanya antara orang tua dengan anaknya, melainkan dengan semua anggota keluarga. Terkadang, ada orang yang lebih suka memendam masalah yang mereka miliki, dibandingkan dengan menceritakannya ke orang lain. Dalam menghadapi segala hal, komunikasi adalah hal yang sangat penting.
Dampak untuk Anak-Anak yang Kecanduan RP Viral di TikTok
Seperti yang sudah sempat kami singgung sebelumnya, RP dapat menimbulkan berbagai hal yang merugikan bagi orang yang memainkannya jika sudah kecanduan terlalu parah. Apalagi, jika mereka belum cukup umur dan bermain dengan orang-orang yang umurnya jauh di atas mereka. RP dapat memberikan hal negatif kepada anak-anak tersebut.
Sebenarnya, apa saja sih dampak dari bermain RP, khususnya bagi anak-anak? Apakah ada solusinya agar anak-anak tersebut tidak kecanduan bermain RP? Sebenarnya, informasi tersebut dapat dengan mudahnya kalian cari di internet. Tapi, kami juga akan menjelaskannya pada artikel ini. Simak penjelasannya di bawah ini.
Berdasarkan beberapa profesional kesehatan mental yang menyoroti akan kasus ini. Salah satunya adalah Dr. Zulvia Oktanida Syarif SpKJ yang mengatakan bahwa anak-anak yang bermain RP dapat mengganggu kegiatan sehari mereka. Pada kasus ini, anak berusia 11 tahun masih dibilang terlalu dini untuk bermain role-play karena masih dalam pertumbuhan fisik dan mental.
Dia menganggap bahwa anak yang belum dewasa, masih mengenali tentang dirinya sendiri. Sehingga, bermain RP dapat mengganggu hal tersebut. Saat anak-anak yang masih di bawah umur sudah bermain peran sebagai orang dewasa, hal tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kognisi dan mentalnya.
Menurut Dr. Zulvia, anak-anak dapat menjadi kecanduan gadget ketika terus bermain role-play. Selain itu juga, kegiatan sehari-hari mereka akan terganggu karena selalu terbayang-bayang bermain role-play di gadget mereka. Hasil dari gangguan tersebut dapat membuat jam tidur anak berubah dan kemampuan akademiknya menurun. Dalam jangka panjang, anak-anak yang bermain role-play bisa menyebabkan gangguan terhadap proses pembentukan identitas dirinya.
Apalagi, tidak ada batasan dalam sebuah adegan role-play, baik itu dalam usia maupun kontennya. Anak-anak bisa terpapar bahasa dan konten vulgar pada role-play tersebut. Anak-anak yang terpapar konten-konten dewasa, dapat mengalami gangguan di bagian otak yang bertugas untuk menjalankan fungsi kognitif, memori, konsentrasi, penilaian situasi, dan pengambilan keputusan.
Solusi agar Anak Tidak Kecanduan Bermain RP Viral di TikTok
Kecanduan memang adalah salah satu hal yang sangat sulit untuk dihentikan. Mau apapun kecanduannya, jika sudah kecanduan seseorang akan sulit untuk melepaskan hal tersebut. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kalian bisa mencegah orang-orang yang di sekitar anda agar tidak kecanduan.
Pada kasus ini, kecanduan bermain role-play pada anak-anak dapat menyebabkan berbagai macam hal yang negatif. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak-anak yang kecanduan role-play dapat mengganggu kegiatan sehari-hari mereka. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebelum dan sesudah anak kecanduan bermain role-play.
Komunikasi Terbuka
Ajak anak-anak tersebut untuk berbicara secara terbuka dan jujur tentang kecanduannya terhadap permainan role-play di TikTok. Cari tahu kenapa mereka sangat menyukai dan kecanduan role-play tersebut, hingga memainkannya secara terus menerus.
Dengarkan curahan hati mereka secara sepenuhnya, tunjukkan rasa empati, dan cobalah memahami alasan mereka memainkan role-play tersebut. Setelah kalian berhasil memahaminya, sampaikan pandangan kalian terkait bahayanya bermain role-play kepada mereka. Sampaikan semua hal tersebut dengan nada yang tenang dan tidak menuntut.
Berikan Penjelasan Terkait Dampak Negatifnya
Jelaskan kepada anak-anak terkait dampak negatif dari bermain role-play yang bisa mereka rasakan, jika sudah kecanduan bermain role-play. Kalian harus bisa menjelaskannya secara jelas dan singkat agar mereka dapat memahaminya dengan mudah.
Buat penjelasan tersebut seperti ruang diskusi dua arah yang memberikan kesempatan pada anak untuk bisa menyampaikan pendapat mereka juga. Lihat reaksi anak tersebut, buat anak tersebut senyaman mungkin dengan anda agar mereka dapat lebih cepat mengerti.
Berikan Batasan untuk Bermain Gadget dan Kegiatan lain kepada Anak
Buatlah perjanjian dengan anak kalian terkait dengan penggunaan gadget untuk mereka. Perjanjian tersebut harus mudah dimengerti oleh anak agar mereka bisa dengan mudah memahaminya. Buat jadwal yang seimbang antara kegiatan sosial, belajar, makan, olahraga, dan waktu luang.
Sebisa mungkin, kurangi jam bermain anak dengan gadget agar mereka tidak kecanduan dengan gadget. Buat kegiatan-kegiatan yang menarik bagi anak, agar mereka tidak meminta gadget saat mereka sedang bosan ataupun ingin bermain. Kalian harus bisa menyediakan sarana bermain anak yang seru dan tidak membosankan agar anak tidak meminta gadget.
Berikan Dukungan dan Keterlibatan secara Langsung
Berikanlah dukungan dan dorongan positif kepada anak agar mereka tidak kecanduan ataupun mengatasi kecanduannya. Kalian harus terlibat secara aktif dengan anak kalian agar mereka tidak merasa kesepian dan sendirian. Berinteraksi secara langsung dengan mereka, dapat membuat mereka merasa diperhatikan.
Dukungan dan keterlibatan ini sangat membantu anak untuk bisa merasa lebih terhubung dengan dunia nyata dan lingkungan sekitarnya. Sehingga, mereka bisa merasa diterima oleh orang-orang di sekitarnya dan lingkungan sekitarnya.
Meminta Bantuan Professional
Cara terakhir jika kecanduan anak terhadap role-play sudah sangat sulit untuk dikurangi, ada baiknya kalian meminta bantuan dari professional, seperti psikolog atau konselor. Bantuan ini kalian butuhkan saat kecanduan anak bermain role-play sudah mengganggu kegiatan sehari-hari mereka dan anak sudah tidak mendengarkan kalian.
Dengan bantuan profesional, mereka dapat memberikan panduan dan strategi khusus yang sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan individu anak tersebut. Meskipun sudah mendapatkan bantuan dari professional, peran orang tua tetaplah sangat penting dalam proses ini. Perlu diingat bahwa untuk menghilangkan kecanduan, membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kerja sama yang baik antara anak dan orang tua.
Tetaplah mendukung anak selama proses untuk mengurangi kecanduan ini berlangsung dan selalu berikan pujian atau penghargaan kepada mereka saat berhasil menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh pihak professional. Cara ini diharapkan dapat mengurangi kecanduan anak terhadap permainan role-play yang merugikan bagi dirinya.